Wakasatgas Nusantara Polri: Milenial Punya Peran Penting Wujudkan Pemilu Berkualitas - Telusur

Wakasatgas Nusantara Polri: Milenial Punya Peran Penting Wujudkan Pemilu Berkualitas


Telusur.co.id -

Dalam waktu dekat, Bangsa Indonesia akan memasuki tahapan demokrasi yakni pemilu legislatif dan pemilu presiden. Dengan jumlah penduduk yang besar, yakni 265 juta jiwa, persoalan, tantangan dan hambatan yang akan dihadapi bukan persoalan kecil.

Begitu dikatakan Wakil Kepala Satgas Nusantara Polri, Brigjen Pol Fadil Imran dalam diskusi nasional bertajuk “Peranan Pemilih Milenial dalam Mewujudkan Demokrasi yang Berkualitas di Tahun 2019” di Aula Universitas Nasional, Jakarta Selatan, Kamis (24/1/19)

“Oleh sebab itu, dipandang perlu keterlibatan segenap elemen masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok milenial agar menghasilkan pemilu yang berkualitas,” kata Fadil.

Fadil menjelaskan, dengan jumlah penduduk yang besar dan kekayaan sumber daya alam, Indonesia rawan akan potensi konflik. Apalagi, saat ini zamannya media sosial. Kalau tidak hati-hati memposting informasi di media sosial, maka akan menjadi persoalan.

“Kalau kita tidak hati-hati dalam mengelola negara ini, tidak hati-hati dalam tahapan 3 bulan ke depan, maka bisa bahaya. Makanya pemilu ini perlu kita songsong sebagai pesta yang menimbulkan rasa aman, yang hadir dengan kesejukan dan kedamaian,” terangnya.

“Pesta demokrasi ini harus menjadi pesta yang menggembirakan untuk memilih pemimpin yang berkualitas,” tambahnya.

Fadil menjelaskan, dalam pemilu kali ini, akan diikuti oleh 20 partai politik (parpol), dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Daftar pemilih tetap (DPT) dalam pemilu kali ini ada sekitar 186 juta dan sekitar 2 juta di luar negeri.

Dia mengungkapkan, disamping internal partai sendiri memperebutkan kurang lebih 20 ribu kursi, bertarung secara internal supaya jadi anggota dewan. Parpol juga bertarung bagaimana bisa lolos parliamentary threshold (PT) 4 persen.

Selain itu, dia mengatakan, kalau Indonesia ingin menjadi negara besar, maka ada dua persyaratan yang harus dipenuhi. Yang pertama, harus aman, agar pembangunan ekonomi kita ini berkelanjutan. Yang kedua, pemerintahan harus kuat.

“Sebagaimana disebutkan para pakar dan beberapa survei, Indonesia di tahun 2045 akan menjadi salah satu negara terbesar di dunia, Indonesia akan menjadi 4 besar di dunia dalam pertumbuhan ekonomi. Siapa yang berperan nantinya, adik-adik mahasiswa ini semua,” terangnya.

“Makanya kenapa pemilu 2019 ini sangat-sangat strategis untuk menciptakan pemerintahan yang kuat melanjutkan pembangunan,” lanjutnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, gangguan kamtibmas seperti radikalisme, terorisme, cyber crime, hate speech, hoaks, fake news, itu adalah penyakit yang bisa mengganggu pemilu yang berkualitas. Disamping money politic dan black campaign.

“Itu yang bisa mengganggu. Ini yang harus kita hadapi bersama, untuk mendapatkan pemilu yang berkualitas,” tandasnya.[sbk]


Tinggalkan Komentar