telusur.co.id - Anggota komisi III DPR RI Taufik Basari menanggapi kaburnya delapan tahanan Polres Serdang Bedagai (Sergai) Sumatera Utara pada Minggu (22/11) dini hari. Kaburnya tahanan Polres menurut Taufik, perlu dievaluasi mengingat cara tahanan yang melarikan diri menunjukkan seolah tidak ada pengamanan yang ketat. 

"Dari informasi yang saya peroleh kan tahanannya melarikan diri dengan cara menggergaji besi di atas kamar mandi lalu kabur melaui plafon. Nah saat mereka melakukan aksinya ini, pengawasan di Polres gimana? Masa tahanan bisa leluasa begitu?" Jelas Taufik dalam keterangan tertulisnya, Jumat 27/11. 

Selain mengkritisi lemahnya proses pengawasan di Ruang Tahanan Polisi (RTP) Sergai, Taufik juga mempertanyakan penerapan SOP yang ada. 

"Penerapan SOPnya bagaimana? Ini hari dievaluasi. Semua yang bertugas harus diperiksa termasuk Kapolresnya sebagai pimpinan. Jika memang dalam proses pemeriksaan ditemukan ada kesengajaan dan kelalaian, maka Kapolri harus menindak anggotanya," bebernya. 

Kapolres lanjut Taufik, harus memiliki tanggungjawab besar atas kondisi keamanan dan keselamatan di wilayahnya. Kaburnya tahanan di wilayah kekuasannya menunjukkan lemahnya pengawasan yang dilakukan Kapolres Sergai AKBP Robin Simatupang. 

"Kapolri harus mengontrol ketat anggotanya yang sudah diberi mandat baik itu ditingkat Polda maupun Polres. Jangan sampai ada oknum aparat yang coba bermain. Ini harapan saya, semoga bisa jadi catatan Kapolri," jelas Taufik. 

Seperti diberitakan, delapan tahanan kabur dari ruang tahanan Polres Sergai. Tahanan dengan inisial ZM, ES, MY, IL, S, RP, PAP dan M.A adalah tahanan yang terlibat dalam kasus narkoba beberapa kasus lainnya. Dari delapan yang kabur, polisi sudah menangkap satu orang dengan inisial PAP sementara tujuh tahanan lainnya masih diburu. [ham]