telusur.co.id -Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah membantah, deretan isu prajurit TNI dituding sebagai provokator dalam berbagai aksi unjuk rasa, belakangan ini. Ia memastikan, hubungan TNI-Polri tetap solid dan berkomitmen menjaga stabilitas nasional.
"Jadi, saya perlu sampaikan di sini bahwa sampai dengan saat ini, TNI-Polri itu solid dalam menjaga stabilitas keamanan nasional, serta akan terus bersinergi untuk menciptakan rasa aman tertib dan kondusif," kata Freddy dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/9/2025).
Kapuspen menekankan, TNI sejak awal telah melakukan koordinasi intensif dengan pihak terkait untuk meredam potensi dampak buruk dari hoaks tersebut.
Kapuspen menguraikan, viralnya foto, video, maupun konten-konten isu anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI ditangkap Brimob dan dianggap menjadi provokator saat demo di di Fly Over Slipi, Jakarta Barat, pada 28 Agustus 2025 lalu, diduga disebarluaskan secara sengaja oleh pihak tidak bertanggung jawab, untuk memunculkan persepsi negatif masyarakat terhadap TNI.
"Menjadi salah satu isu hoaks yang sengaja digoreng untuk menyudutkan institusi TNI,” kata Freddy.
Selain itu, beredar video viral Pratu Handika Novaldo, prajurit TNI yang diamankan Brimob Polda Sumatra Selata saat terjadi kerusuhan di DPRD Sumsel (31/8/2025). Diketahui, terdapat seorang pria di Sumut yang mengaku sebagai anggota TNI dan dituding sebagai provokator demo.
"Pemberitaan palsu di Ternate mengenai pemuda yang ditangkap dengan tuduhan sebagai prajurit TNI penghasut kerusuhan, hingga video seorang pria yang mengaku diperintah anak anggota TNI untuk menyerang Markas Brimob Cikeas," ucapnya
Dia menegaskan, informasi yang beredar tersebut hanyalah kabar bohong yang digiring dengan narasi menyesatkan, sehingga perlu diluruskan kepada publik.
"Karena berkaitan dengan beredarnya foto, video maupun konten-konten yang bernarasi negatif, kemudian framing-framing yang menyesatkan, yang sebenarnya sudah saya sampaikan lima hari yang lalu, bahwa itu hoaks, tidak benar," tegasnya.
Ia menduga, bermacam-macam isu yang muncul itu sengaja digiring untuk memecah belah soliditas aparat maupun relasi dengan masyarakat.
"Sejak bergulirnya kejadian-kejadian ini, TNI intens melakukan koordinasi terkait dengan permasalahan ini. Ini penting karena seperti saya sampaikan tadi bahwa potensi untuk membentur-benturkan antara TNI-Polri kemudian aparat dengan masyarakat itu begitu besar, dan itu otomatis akan memecah-belah persatuan-kesatuan bangsa," tukasnya. [Nug]