telusur.co.id - Sekelompok perwira senior, komandan, pensiunan tentara, dan tentara cadangan Israel, mengirim surat terbuka kepada Perdana Menteri Naftali Bennett agar meninjau ulang ketergantungan rezim ini pada hegemoni Amerika Serikat setelah Taliban menguasai Afganistan.
Dikutip dari laman Farsnews, Rabu (25/8/21), dalam sebuah surat terbuka kepada Bennett, sebuah kelompok yang mewakili sekitar 2.400 perwira senior dan pensiunan tentara, meminta PM rezim Zionis ini untuk menekan pemerintahan Biden agar memikirkan kembali posisinya untuk berunding dengan Otoritas Palestina.
Surat itu dirilis sehari sebelum Bennett bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih.
Menurut media Israel, Arutz Sheva, dalam sebuah surat terbuka yang dirilis oleh Forum Pertahanan dan Keamanan Israel (HaBithonistim), mereka mencatat bahwa beberapa pekan terakhir telah terjadi perubahan signifikan dalam lanskap geopolitik Asia Barat (Timur Tengah) dengan implikasi yang serius dan konsekuensi jangka panjang bagi rezim Zionis.
"Penarikan AS dari Afghanistan dan dominasi cepat Taliban telah memperlihatkan kegagalan pendekatan diplomasi dan strategi militer saat ini," kata surat tersebut.
Militer Israel menyampaikan kekhawatiran atas berkuasanya Taliban di Afghanistan. Menurut mereka, tanpa cara berpikir baru, faksi-faksi radikal ini hanya akan tumbuh dan mendukung para ekstremis di Palestina dan Arab-Israel.
Para perwira senior Israel menggarisbawahi bahwa peran AS di Asia Barat tidak seperti dulu. Amerika tidak lagi mempertahankan hegemoni 30 tahun yang lalu, Rusia dan Iran mendominasi kawasan ini.
"Bapak PM, sebagai orang yang berasal dari dunia inovasi, mengapa tidak ada inovasi dalam pemikiran dan pendekatan politik Anda untuk kebutuhan keamanan nasional kita? Satu pesan perlu dibagikan kepada presiden AS bahwa formula perdamaian yang ada di Asia Barat tidak berhasil. Sudah waktunya untuk memikirkan solusi baru," tandas mereka. [Tp]
Belajar dari Afghanistan, PM Israel Diminta Tinjau Ulang Ketergantungan kepada AS
Perdana Menteri Israel, Naftali Bennet bersama perwira militer. (Foto: Jerussalem Post)..



