telusur.co.id - Jepang memutuskan untuk menutup perbatasan dan melarang masuk semua pendatang asing. Hal itu sebagai upaya pencegahan masuknya Covid-19 varian Omicron yang telah menyebar ke sejumlah negara.
"Kami mengambil keputusan dengan keadaan krisis yang kuat," Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida, dilansir dari The Guardian, Senin (29/11/21). Larangan itu mulai berlaku pada Selasa 30 November besok.
Kishida menjelaskan, lebih dari 76% pendukung Jepang sudah divaksinasi penuh. Pemerintah akan melanjutkan rencana untuk memberikan suntikan vaksin booster mulai bulan depan. Di mulai dengan orang tua dan petugas kesehatan.
Langkah Jepang, yang secara konsisten melaporkan jumlah kasus Covid-19 yang rendah, dilakukan sehari setelah memperketat pembatasan pada pelancong dari Afrika Selatan dan delapan negara lain.
Japan Times melaporkan bahwa aturan ini tak berlaku untuk warga pemegang residensi Jepang yang dalam perjalanan kembali. Mereka dan warga Jepang tetap dapat masuk dengan aturan karantina ketat.
Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan dalam upaya menghentikan penularan. Negara-negara telah bergerak cepat untuk memberlakukan kembali pembatasan perjalanan.
Langkah Jepang mengikuti Israel, yang telah melarang masuknya semua warga negara asing. AS, Inggris, Brasil, dan Kanada termasuk di antara banyak negara lain yang memperkenalkan pembatasan perjalanan.
Pemerintah Jepang menetapkan larangan ini hanya berselang beberapa pekan setelah mereka melonggarkan aturan perbatasan. Jepang merupakan salah satu negara yang menerapkan aturan perbatasan ketat untuk mencegah penularan Covid-19.
Di awal masa pandemi, Jepang nyaris benar-benar menutup semua perbatasannya dari pendatang asing. Pada satu titik, warga asing benar-benar tak dapat masuk Jepang. Namun pada awal November lalu, pemerintah Jepang mengumumkan bakal mengizinkan masuk pebisnis dan siswa asing.
Laporan: Audi Raihanah



