DPR Minta Sri Mulyani dkk Kembali Pulihkan Kepercayaan Publik - Telusur

DPR Minta Sri Mulyani dkk Kembali Pulihkan Kepercayaan Publik

Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Najib Qodratullah

telusur.co.id - Anggota Komisi XI DPR Fraksi PAN, Ahmad Najib Qodratullah meminta agar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani serta jajarannya mengembalikan kepercayaan publik yang mulai pupus, akibat diterpa persoalan bertubi-tubi. 

Menurut Najib, untuk meningkatkan kembali kepercayaan publik, dibutuhkan upaya yang mampu menyelesaikan masalah dengan cara menjelaskan issue yang timbul dengan profesional.

"Selama ini saya melihat hanya Menteri Keuangan saja yang menjelaskan kepada publik. Saya minta, para dirjen juga bergerak, bagaimana menjelaskan kepada publik dengan cara netizen," kata Najib dalam Rapat Kerja XI DPR dengan Menkeu Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (27/3/23).

Najib menerangkan, permasalahan-permasalahan di Kemneku ini jika diurai semuanya berawal dari media sosial (medsos), kemudian berkembang menjadi masalah lain. 

"Masalah ini tak hanya menyentuh pejabat Kementerian Keuangan, tapi sudah ke semua pejabat publik," kata Najib. 

Ia menyatakan perkembangan media sosial saat ini perlu ditangani secara serius dengan berkaca pada kejadian belakangan ini.

"Banyak konten, hastag, yang viral tanpa mempedulikan kebenaran dari konten. Yang penting konten itu menjadi yang teratas. Contohnya, dalam beberapa waktu kebelakang, yang menjadi viral adalah hastag Dirjen Pajak, Bea Cukai, Kementerian Keuangan,” ucapnya.

Karena hal itu, Najib menekankan pentingnya penanganan masalah dan pengelolaan media sosial secara profesional.

“Karena kalau sudah masuk ke ranah media sosial, maka masalahnya akan menjadi bias. Tren saat ini para netizen tak hanya menyasar para pejabat tapi akun media sosial keluarga pejabat. Ada anak, ada istri dari pejabat tersebut,” ucapnya lagi.

Ia juga menekankan kedewasaan pengguna media sosial dalam menyikapi berbagai isu viral.

“Bahkan, baru-baru ini, saya tidak tahu apakah ini oknum atau apa, tapi ia ikutan emosi. Dia tidak memahami psikologi sebagai petugas Bea Cukai, ikut mengomentari dengan bahasa-bahasa yang kasar. Dan sebagai pegiat media sosial, ini adalah lahan. Jadi menurut saya, kalau memang belum bisa bermain medsos, tidak usah punya medsos,” kata Najib.[Fhr


Tinggalkan Komentar