Sekjen Hizbullah Sebut Perlawanan Tak Bisa Dipatahkan, Israel dan Kroninya Akan Gagal - Telusur

Sekjen Hizbullah Sebut Perlawanan Tak Bisa Dipatahkan, Israel dan Kroninya Akan Gagal

Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem

telusur.co.id - Dalam pidato penuh semangat untuk memperingati sembilan tahun kesyahidan Komandan Senior Hizbullah, Mustafa Badreddine, Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem melontarkan pesan tegas kepada Israel, sekutu-sekutunya, dan para lawan di dalam negeri: Perlawanan tidak akan dikalahkan.

“Syahid Mustafa Badreddine bukan hanya pejuang dia simbol pengorbanan dan keberanian,” ujar Sheikh Qassem. “Ia adalah salah satu yang pertama melawan pendudukan Israel sejak 1982, dan warisannya adalah cahaya yang menuntun jalan kami.”

Menyinggung agresi terbaru Israel di Suriah, Qassem mengecam keras dan menyerukan solidaritas regional: “Kami menyerukan kepada rakyat Suriah untuk tetap berdiri teguh. Israel tidak akan mencapai tujuannya — tidak di Suriah, tidak di Palestina, dan tidak di Lebanon.”

Dalam seruannya terhadap nasib rakyat Palestina, Qassem bersikap lugas: “Netanyahu tidak akan pernah bisa mencuri hak-hak bangsa Palestina. Mereka adalah simbol keteguhan, dan kami berdiri bersama mereka.”

Ia juga mengingatkan sejarah, merujuk pada kegagalan Perjanjian 17 Mei 1983 antara Lebanon dan Israel, yang dibatalkan karena tekanan kuat dari Perlawanan. “Itu adalah bukti bahwa Perlawanan bisa membalikkan rencana pendudukan — dan kami akan melakukannya lagi.”

Qassem menegaskan posisi Hizbullah sebagai kekuatan yang tak tergoyahkan di jantung politik dan keamanan Lebanon. “Kami tidak berdiri atas dasar ketundukan. Kami berdiri atas dasar keadilan. Kami akan terus melawan demi melindungi rakyat kami dan kedaulatan negara ini.”

Ia menolak segala upaya untuk mengisolasi Hizbullah. “Siapa pun yang berpikir bisa menyingkirkan kami dari persamaan adalah gila. Anda gagal mengalahkan kami dengan perang, dan Anda juga akan gagal dengan politik.”

Sheikh Qassem menuding Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata lebih dari 3.000 kali, dan memperingatkan bahwa upaya penghancuran Perlawanan kini beralih dari militer ke politik. “Mereka mencoba menyingkirkan kami dengan tekanan politik. Tapi tekanan hanya akan memperkuat tekad kami.”

Ia juga mengkritik keras kelompok-kelompok dalam negeri yang disebutnya sebagai ‘pelayan Israel’. “Hasutan mereka menghancurkan Lebanon dari dalam. Jika kalian punya sedikit rasa kebangsaan, mari kita bangun kembali negeri ini bersama.”

Dalam bagian akhir pidatonya, Sheikh Qassem menyerukan kepada pemerintah Lebanon untuk bertindak lebih tegas:
“Prioritas pertama adalah menghadapi agresi Israel dan membebaskan tanah serta para tahanan. Prioritas kedua adalah rekonstruksi. Kami mendesak pemerintah menempatkan ini sebagai agenda utama.”

Ia juga menekankan pentingnya kebangkitan ekonomi dan pemulihan hak rakyat: “Waktunya mengembalikan dana para deposan dan membangun masa depan yang layak bagi rakyat Lebanon.”.[iis]


Tinggalkan Komentar