telusur.co.id - Wasekjen Hizbullah Lebanon Syekh Naim Qasim membahas sejumlah perkembangan yang terjadi di Lebanon saat ini. Syekh Qasim mengomentari krisis hubungan Lebanon-Saudi. Ia menegaskan, bahwa Saudi mesti memandang Lebanon sebagai sebuah negara bebas dan merdeka, serta tidak berusaha mendiktekan agenda politik AS atas Beirut.
”Tidak ada mediasi. Yang ada adalah desakan secara langsung agar Menteri Informasi Lebanon George Kordahi mengundurkan diri. Itu pun tanpa disertai komitmen atau janji timbal balik apa pun (dari Saudi),” katanya membantah kemungkinan adanya mediasi untuk mengatasi masalah ini saat wawancara dengan stasiun televisi al-Arabi, Senin (6/12/21).
Syekh Qasim juga mengkritik kinerja Inspektur kasus ledakan pelabuhan Beirut, Tarek Bitar. Menurutnya, Bitar dengan dalih-dalih kosong berusaha menargetkan para sekutu Hizbullah di Lebanon. Ia mendesak agar Pemerintah Lebanon segera mengatasi masalah ini.
Ia juga menyebut Ketua Bank Sentral Lebanon, Riyadh Salamah sebagai pihak yang bersalah atas ekonomi Lebanon terpuruk parah. Untuk itu ia meminta agar Salamah bertanggung jawab atas kesalahannya.
Sementara itu, anggota Dewan Pusat Hizbullah, Syekh Nabil Qawuq menegaskan bahwa prioritas Hizbullah adalah melayani warga negara Lebanon.
“Apa pun yang kami miliki, seperti BBM, bahan makanan, atau obat-obatan, akan kami persembahkan untuk mengurangi derita warga Lebanon. Kami tidak akan meminta-minta demi membuat senang AS atau selainnya,” kata Qawuq dalam sebuah pertemuan di selatan Lebanon.
Qawuq menyatakan optimismenya bahwa krisis politik-ekonomi di Lebanon bisa diatasi dengan upaya-upaya yang berkelanjutan dan aktifnya kembali peran Pemerintah. [Tp]



