telusur.co.id - Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengklaim bahwa negaranya siap melakukan tindakan secara sepihak dan sendirian jika hal ini dirasa perlu.

Pernyataan itu dilontarkan Lapid beberapa jam menjelang dimulainya putaran kedelapan pembicaraan di Wina untuk pemulihan kesepakatan nuklir Iran, Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), pada Senin (27/12/21) malam.

“Tentu saja, kami lebih suka bertindak dalam kerja sama internasional, tapi jika perlu, kami akan bertindak sendiri, kami akan membela diri kami sendiri,” kata Lapid kepada Komisi Urusan Luar Negeri dan Pertahanan parlemen Israel Knesset, seperti dikutip Rai Al-Youm, Selasa (28/12/21).

Dia mengklaim, pihaknya telah memberi sekutu mereka sedikit data intelijen yang kuat tentang program nuklir Iran.

"Ini bukan sekedar opini dan posisi melainkan data intelijen konkret yang membuktikan Iran menipu dunia dengan cara yang sepenuhnya sistematis,” terangnya.

“Yang mereka (Iran) pedulikan ialah pencabutan sanksi, dan penggelontoran miliaran dolar ke dalam program nuklirnya, dan penyaluran ke Hizbullah, Suriah, Irak dan jaringan teroris yang telah mereka sebarkan di seluruh dunia,” tambahnya.

Lapid juga mengatakan, kesepakatan yang bagus itu bagus. Pihaknya menentang kesepakatan yang tidak memungkinkan pengawasan nyata terhadap program nuklir Iran.

Dia mengaku lebih memilih Amerika Serikat dan kekuatan lain menarik diri dari pembicaraan nuklir daripada “kesepakatan yang buruk.”

Komisi Keuangan Knesset Israel, Senin, menyetujui transfer 1,5 miliar shekel (480 juta dolar) ke Kementerian Pertahanan. Beberapa hari sebelumnya Knesset juga menyetujui alokasi 7,4 miliar shekel (2,3 miliar dolar) untuk pertahanan.

Transfer keuangan ke Kementerian Pertahanan Israel dilakukan bersamaan dengan adanya instruksi dari Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel, Aviv Kohavi, untuk mempercepat persiapan kemungkinan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

Para pejabat Israel bersumpah untuk tidak membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir yang, menurut mereka, merupakan ancaman bagi eksistensi Israel karena pejabat Iran berulang kali bersumbar untuk memusnahkan negara ilegal Yahudi ini. [Tp]