telusur.co.id -Kabar bahagia hadir dari lingkup keluarga besar Persija Jakarta. Istri dari Direktur Persija Mohammad Prapanca, Nina Silvana, S.H, M.H., resmi menyandang gelar doktor setelah menyelesaikan Sidang Promosi Doktor dari Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pancasila. Sidang terbuka digelar di Aula Nusantara, Gedung Fakultas Hukum Universitas Pancasila, Jakarta, Kamis (13/06/25).
Tidak hanya itu, Nina juga diberikan predikat lulus cumlaude dengan IPK 3,93. Nina menyusun disertasinya yang berjudul "Penguatan Peran Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) Dalam Perwujudan Prinsip Kepastian Hukum Good Governance Keolahragaan di Indonesia".
Dalam disertasinya, Nina lebih membahas bagaimana sulit dan rumitnya penyelesaian sengketa-sengketa di dunia olahraga nasional di mata hukum.
Nina sedikit bercerita mengenai latar belakangnya memilih tema disertasi tersebut karena pengalaman dirinya sangat lama karena telah menjadi pemerhati olahraga khususnya sepak bola sejak lama. "Saya dari kecil hobi nonton bola. Di sini sepak bola populer tapi tidak bisa maju seperti negara lain. Dari pandangan hukum, saya bisa cari lemahnya dimana. Berangkat dari sana, cita-cita saya mau melakukan penelitian dan mengangkat permasalahan sengketa yang selama ini belum jelas ujungnya dan belum ada kepastian. seperti yang saya sebut di sidang promosi saya tadi," ucap Nina saat ditemui usai proses sidang.
Nina juga menambahkan bahwa ketika menyusun disertasi yang orisinal tersebut, cukup kesulitan dalam studi banding. Namun, akhirnya ia mengambil contoh di negara Jepang sebagai referensi.
"Kalau referensi ada banyak, tapi yang sulit itu mencari studi banding. Belum semua saya telusuri, baru Jepang yang menjadi tujuan studi banding saya. Kalau data-data ada banyak di sini dan kebetulan dengan sepak bola. Kalian tahu sendiri sepak bola paling populer di Indonesia. Jadi yang banyak sengketa itu dari sepak bola meski dari cabor renang, tenis, basket juga ada," ungkap Nina yang juga merupakan dosen di Fakultas Hukum Universitas Pancasila.
Ketika ditanya apakah berminat menawarkan diri untuk langsung terjun membantu di BAKI, Kemenpora, atau federasi cabor, Nina menjawab akan berusaha siap membantu pihak-pihak terkait dalam penyelesaian sengketa hukum bidang olahraga.
"Kalau saya dibutuhkan, tentu saja saya mau demi kemajuan. Kalau saya ini kan akademisi terus melakukan penelitian lewat tulisan. Kalau nanti diundang jadi pembicara atau membuat Undang-Undang baru menyelesaikan masalah seperti yang saya tuliskan, saya siap."
"Kalau di BAKI tidak juga, mungkin bisa di Kemenpora, atau di federasi-federasi untuk membaru menyusun perangkat aturan," pungkas Nina kepada Telusur.co.id.
Suami Nina, Mohammad Prapanca yang saat ini menjabat sebagai Direktur Klub Persija mengaku bangga dan tidak menyangka dengan pencapaian sang istri di dunia akademik.
"Alhamdulillah saya sangat bangga sekali, dan anak saya bangga juga. Saya kira tadinya cuma mengisi hari-hari supaya tidak kosong, tapi ternyata serius sekali. Saya pun terkejut ternyata lulus dengan hasil yang fantastis. Saya berharap apa yang jadi disertasi istri saya tadi, bisa diimplementasikan ke depannya dalam hukum olahraga. Semoga ini bisa memberikan peta baru untuk melindungi para atlet kita ke depannya," ungkap Prapanca dengan ekspresi bahagia.
Sementara itu, Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Adnan Hamid, S.H., M.H., M.M., yang menjadi salah satu promotor dalam sidang promosi tersebut menyambut positif disertasi Nina Silvana. Karena baginya hal tersebut merupakan hal baru dan disertasi Nina sangat orisinal.
"Pada saat beliau mau menulis permasalahan keolahragaan, menurut saya ini hal yang sangat positif. Karena merupakan hal yang baru. Tadi saya juga sampaikan disertasi beliau sangat original. Belum ada yang menulis soal ini," ujar Prof. Adnan Hamid ketika ditemui usai sidang.
Prof. Adnan Hamid juga menambahkan, disertasi Nina dinilai menjadi sebuah jawaban ke depan bagi dunia olahraga Indonesia terutama dalam proses penyelesaian konflik-konflik yang saat ini banyak terjadi.
"Tadi juga sudah disampaikan oleh para penguji bahwa konflik permasalahan keolahragaan sudah banyak. Olahraga sudah menjadi bisnis olahraga. Potensi banyak terjadinya konflik. Oleh karena itu, disertasi dari Ibu Nina ini merupakan suatu jawaban bahwa ke depan perlu ada proses lembaga ini menyelesaikan konflik konflik di bidang keolahragaan. Saya sangat bangga membimbing beliau dalam disertasi keolahragaan ini," tutup Prof. Adnan Hamid.