Jika Pasukan NATO Lewati Garis Merah, Putin Pastikan Rusia Langsung Balas - Telusur

Jika Pasukan NATO Lewati Garis Merah, Putin Pastikan Rusia Langsung Balas

Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: The Guardian

telusur.co.id - Presiden Rusia Vladimir Putin, memperingati negara-negara NATO agar tidak mengerahkan pasukan dan senjatanya ke Ukraina. 

Menurut Putin, ekspansi NATO ke arah timur telah mengancam kepentingan keamanan Rusia. Karena, pada akhirnya, NATO menggunakan wilayah Kiev untuk menyebarkan rudal yang mampu mencapai Moskow hanya dalam lima menit.

"Jika sistem serang muncul di Ukraina, waktu terbang ke Moskow hanya 7-10 menit, dan hanya lima menit jika senjata hipersonik dikerahkan. Bayangkan saja," ujar Putin, seperti dikutip Reuters, Rabu (1/12/21).

Putin memastikan, Rusia bakal membalas jika NATO bertindak melewati batas ‘Garis Merah’ dalam membantu memperkuat pertahanan Ukraina. Apalagi benar-benar sampai mengerahkan senjata hipersonik.

"Apa yang harus kami lakukan jika skenario itu terjadi? Kami lantas harus menciptakan sesuatu yang mirip dengan ancaman mereka. Kami bisa melakukan itu sekarang,” tegasnya.

Rudal jelajah hipersonik Zirkon ini mampu terbang dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara hingga jarak 1.000 kilometer. Senjata itu telah menjalani serangkaian tes, yang terbaru pada 29 November.

Pejabat Ukraina dan Barat sangat khawatir, bulan ini saja, terjadi penumpukan militer Rusia di dekat Ukraina. Hal ini dapat menandakan rencana negara itu untuk menyerang tetangga bekas Sovietnya. 
Menteri Luar Negeri NATO memperingatkan Rusia bahwa setiap upaya untuk lebih mengacaukan Ukraina akan menjadi kesalahan yang mahal.

"Bakal ada harga tinggi yang harus dibayar Rusia jika mereka sekali lagi memutuskan menggunakan kekerasan untuk menghalangi kemerdekaan Ukraina," kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg.

"Kami memiliki pilihan berbeda dan kami telah menunjukkannya selama bertahun-tahun, sebagai reaksi terhadap penggunaan kekuatan militer Rusia terhadap Ukraina sebelumnya, bahwa kami dapat mempertahankan sanksi ekonomi dan keuangan yang berat, sanksi politik."

Rusia memang terus dihujani kecaman setelah mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 lalu. Sejak saat itu, NATO memperkuat dukungannya untuk Ukraina.

Laporan: Audi Raihanah


Tinggalkan Komentar