Mahasiswa Dihimbau Amalkan Pancasila-Pertahankan Jati Diri Bangsa - Telusur

Mahasiswa Dihimbau Amalkan Pancasila-Pertahankan Jati Diri Bangsa

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal MPR RI Siti Fauziah

telusur.co.id - Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal MPR RI Siti Fauziah mengajak mahasiswa teguh mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Misalnya saja dengan mengerjakan soal ujian secara jujur, tidak menyontek, atau minta bantuan pada orang lain.

Namun sayangnya hal tersebut tidak mudah. Dia menilai mahasiswa seringkali dihadapkan pada kesulitan untuk menyelesaikan soal-soal ujian.

“Bisa tidak, kita berperilaku sesuai Pancasila, meskipun risikonya tidak lulus ujian. Inilah sebagian tantangan kita menerapkan sila-sila Pancasila. Berlaku jujur, adil, dan bertanggung jawab,” ungkapnya, Jumat (10/5/2024).

Siti Fauziah atau yang akrab disapa Bu Titi juga mendorong mahasiswa ikut mempertahankan jati diri negara Indonesia di tengah ‘gempuran’ budaya asing. Jangan sampai, kata dia, karena intens berinteraksi dengan bangsa lain, membuat mahasiswa melupakan jati diri bangsa.

“Boleh saja kita mengenal dan hafal lagu-lagu asing, termasuk Korea, tapi jangan sekali kali melupakan lagu-lagu kita sendiri, apalagi lagu-lagu nasional,” ucapnya.

Lebih lanjut, dia juga mengapresiasi jajaran Pimpinan Universitas Pancasila yang telah menandatangani nota kesepahaman, khususnya menyangkut sosialisasi Empat Pilar MPR RI.

“MPR merasa perlu mengajak semua pihak untuk bekerja sama mensosialisasikan Empat Pilar. Karena MPR sadar, empat pilar harus disosialisasikan kepada seluruh bangsa Indonesia, sedini mungkin,” jelasnya.

Di sisi lain, Rektor Universitas Pancasila Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU., menyambut baik nota kesepahaman dengan MPR. Dia melihat saat ini saat ini Pancasila tengah menghadapi tantangan yang tidak ringan. Dalam hal Demokrasi, Pancasila telah menyeleweng menjadi demokrasi NPWP (nomor piro wani Piro).

“Kita negara mayoritas muslim, kita senang disebut pancasilais, tapi korupsinya tinggi. Kita negara religius, tetapi pencurian banyak terjadi di tempat ibadah. Kita cinta Pancasila, tapi banyak dosen tidak bertugas sebagaimana mestinya.Sementara negara lain yang tidak berdasar Pancasila, mereka lebih aman, dosen mengajar sesuai waktunya dan tidak terjadi korupsi besar-besaran. Ini adalah sebagian bukti, bahwa Pancasila baru sebatas bahan hafalan, belum menjadi praktik keseharian dalam hidup bangsa Indonesia,” kata Marsudi.[]


Tinggalkan Komentar