Menhan Israel Ancam Iran Jika Berani Serang Warganya di Turki - Telusur

Menhan Israel Ancam Iran Jika Berani Serang Warganya di Turki

Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz. (Foto: Middle East Monitor).

telusur.co.id - Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menyatakan bahwa Israel sedang mempersiapkan opsi ofensif terhadap Iran jika diperlukan.

Ketegangan antara Israel dan Iran telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir dan membuat Israel mengimbau warganya di Turki untuk segera meninggalkan negara ini dalam beberapa hari terakhir, karena kekhawatiran terhadap apa yang diklaim Israel sebagai rencana agen Iran membunuh atau menculik orang Israel di sana.

Imbauan itu muncul di tengah laporan pers yang belum diverifikasi bahwa intelijen Israel dan Turki berhasil menggagalkan beberapa serangan yang direncanakan oleh jaringan luas agen Iran, dan menangkap beberapa tersangka.

“Kami berhubungan dengan otoritas Turki yang relevan, dan kami tentu saja terutama mempersiapkan kemampuan ofensif, jika dan ketika dibutuhkan. Saya menyarankan agar Iran tidak menguji kemampuan ini,” kata Gantz dalam sebuah wawancara dengan Channel 12 News, seperti dilansir Rai Al-Youm, Minggu (19/6/22).

Sehari sebelumnya, pada pembukaan rapat kabinet mingguan di kota Quds (Yerusalem), Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memperingatkan ihwal apa yang disebutnya upaya Iran mengatur serangan teror terhadap orang Israel di luar negeri. Dia mengancam bahwa siapa pun yang mencoba akan membayar mahal.

“Kami saat ini menyaksikan upaya Iran untuk menyerang Israel di berbagai lokasi di luar negeri,” kata Bennett.

“Aturan baru kami, siapa pun yang mengirim, membayar. Kami akan terus menyerang mereka yang mengirim teroris,” tambahnya.

Seorang pejabat senior keamanan Israel mengklaim adanya sel-sel Iran yang berkeliaran di  wilayah Turki dan dipimpin oleh kepala Badan Intelijen Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) untuk menyerang orang Israel.

Pada awal pekan lalu terdapat sekitar 5000 orang Israel di Turki, namun pada akhir pekan itu jumlah tersebut surut menjadi sekitar 2.000 orang.

Dalam beberapa hari terakhir Iran telah berulang kali menegaskan membalas pembunuhan Kolonel IRGC Hassan Sayyad Khudaei pada 22 Mei lalu. [Tp]


Tinggalkan Komentar