telusur.co.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amir-Abdollahian mengecam penembakan mati wartawati Al Jazeera oleh pasukan Israel. Manurutnya, pembunuhan ini sebagai bukti bahwa Rezim Israel tak suka kejahatannya terhadap bangsa Palestina diungkap kepada khalayak dunia.

“Teror terhadap Shireen Abu Akleh yang ditujukan untuk menyembunyikan kejahatan rezim imitasi Israel menunjukkan rezim pendudukan ini takut khalayak dunia mengetahui fakta kezaliman di kancah Palestina,” tulis Amir-Abdollahian di Twitter, seperti dilansir FarsNews, Kamis (12/5/22).

“Palestina tetap hidup, Israel menuju kemusnahaan, dan kezaliman rezim ini harus berakhir,” tambahnya

Sehari sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh juga melontarkan kecaman atas pembunuhan Shireen Abu Akleh oleh tentara Isael di Jenin, Tepi Barat.

Diketahui, militer rezim Israel pada Rabu (11/5/22) dini hari menembak mati reporter TV Al-Jazeera, Shereen Abu Al Akleh, 51 tahun, saat meliput berita di Kamp Jenin dan menciderai Ali al-Samodi, jurnalis Koran al-Quds.

Surat kabar Israel Haaretz, Kamis (12/5/22) pagi melaporkan bahwa militer Israel setelah melakukan penyelidikan atas kasus pembunuhan Abu Akleh mengakui telah menembak jurnalis Al Jazeera dengan peluru yang menyebabkan kematiannya.

Media rezim Zionis ini  menunjukkan bahwa Shireen Abu Akleh ditembak salah satu anggota tentara dari unit khusus Duvdevan yang merupakan bagian dari militer rezim Zionis itu pada jarak 100 hingga 150 meter, dan puluhan peluru ditembakkan ke arahnya selama operasi militer. [Tp]