telusur.co.id -Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Ir Dody Hanggodo, MPE, menegaskan bahwa ketahanan nasional menjadi kunci menghadapi berbagai tantangan global. Hal tersebut disampaikan dalam pidatonya pada kegiatan The 9th International Conference of Universitas Airlangga Postgraduate School ICPS 2025, yang digelar oleh Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR). Kegiatan itu berlangsung pada Rabu (17/9/2025) di Auditorium Majapahit, ASEEC Tower, Universitas Airlangga.
Konferensi internasional bergengsi itu menghadirkan akademisi, praktisi, pembuat kebijakan, serta mahasiswa dari dalam dan luar negeri. Kehadiran para pembicara, baik secara luring maupun daring, memperkaya diskusi mengenai tema besar Indonesia’s Resilience in a World of Challenges.
Krisis Global dan Tantangan Ketahanan Nasional
Dalam paparannya, Menteri Dody menyoroti berbagai persoalan dunia yang saling terkait: krisis pangan, energi, dan air. Ia menegaskan bahwa ketiga sektor tersebut bukan lagi isu sektoral, melainkan fondasi utama bagi stabilitas bangsa.
“Resiliensi bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan,” tegasnya. Menurutnya, dampak perubahan iklim, fluktuasi harga minyak, hingga gangguan rantai pasok global dapat berimbas langsung pada ketahanan ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia.
Ia mencontohkan bagaimana perang di Ukraina memicu lonjakan harga pangan dan energi dunia. “Konflik di satu kawasan bisa segera memengaruhi dapur rumah tangga di Indonesia. Inilah yang menuntut kita membangun ketahanan dari dalam negeri,” ujarnya.
Infrastruktur sebagai Pilar Resiliensi
Menteri Dody juga memaparkan peran strategis pembangunan infrastruktur yang tengah dijalankan pemerintah. Mulai dari bendungan, jaringan irigasi, pembangkit energi terbarukan, hingga jalan dan jembatan, seluruhnya diarahkan bukan hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, melainkan juga menjaga ketahanan nasional.
“Bendungan dan irigasi dapat menjaga kedaulatan pangan. Energi terbarukan memastikan terlaksananya keberlanjutan. Sistem pengelolaan air, jalan, dan jembatan mendukung kelancaran logistik dan menjaga stabilitas sosial,” ungkapnya.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa ketahanan bangsa tidak bisa hanya bertumpu pada infrastruktur fisik, melainkan harus dibangun melalui manusia, nilai, dan institusi. Infrastruktur memberi daya dukung, tetapi yang menjaga keberlanjutan adalah kualitas masyarakatnya.
Konferensi ICPS 2025 ini menjadi momentum refleksi sekaligus ajang bertukar gagasan tentang bagaimana Indonesia dapat mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas 2045. Di akhir, ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam menjaga ketahanan bangsa di tengah guncangan global.