telusur.co.id - Pejabat keamanan, intelijen dan politik Israel merasa khawatir atas keruntuhan rezim ilegal ini. Di berbagai kesempatan, sebagian mereka memperingatkan hal itu.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett baru-baru ini juga menyinggung kekacauan di berbagai daerah di Palestina pendudukan dan mengakui bahwa Israel berada di ambang kehancuran.
"Israel sedang menghadapi ujian nyata dan menyaksikan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mendekati kehancuran serta menghadapi dilema bersejarah," kata Bennett dalam sebuah pesan kepada pemukim Zionis, seperti dimuat al-Watanvoice baru-baru ini.
"Kita sekarang berada di periode ketiga keruntuhan Israel dan kita mendekati dekade kedelapan, dan kita semua menghadapi ujian yang nyata," tambahnya.
PM negara zionis itu juga menyinggung kekacauan, pemilu berulang dan kelumpuhan kabinet (Knesset) dalam beberapa tahun terakhir. Bennett mengatakan bahwa Israel telah mencapai salah satu momen paling sulit dari penurunannya.
Sejauh ini, beberapa pejabat politik, keamanan, militer, dan tokoh-tokoh ilmiah Israel serta media telah berbicara tentang kemungkinan runtuhnya Israel.
Ari Shavit, seorang analis Yahudi untuk surat kabar Haaretz dalam sebuah analisis berjudul "Israel sedang sekarat", menulis, tidak ada tempat tinggal di Israel lagi dan Anda harus pergi dari sini.
Shaul Arieli, seorang jenderal Unit Cadangan Militer Israel dan pakar konflik Arab-Israel, juga menulis dalam surat kabar Haaretz bahwa Israel telah mendasarkan strateginya pada realisasi "Cita-cita Zionisme" di wilayah Palestina yang diduduki ke arah kegagalan, dan Israel berada di jalan menuju lenyapnya semua mimpi ini sepenuhnya.
Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu juga termasuk salah satu dari mereka yang telah menyatakan keprihatinan tentang keruntuhan Israel. Dia mengatakan, dirinya akan melakukan yang terbaik untuk membuat Israel melihat ulang tahun pendiriannya yang ke-100, tetapi ini tidak pasti. [Tp]



