telusur.co.id - Kementerian kesehatan Palestina mengumumkan kasus pertama virus corona varian Omicron. Pasien pertama Omicron di Palestina terdeteksi di Jalur Gaza.

Dikutip dari Reuters, Pejabat Kementerian Kesehatan Palestina, Majdi Dhair mengatakan, pengidap virus itu adalah warga Gaza yang terinfeksi di wilayah pesisir.

Penemuna ini menimbulkan tantangan baru bagi sistem kesehatan yang kurang berkembang di daerah itu.

"Kami menghadapi hari-hari sulit. Diperkirakan varian Omicron akan menyebar dengan cepat," kata Dhair.

Menurut Dhair, warga Gaza yang terinfeksi baru-baru ini tidak bepergian ke luar daerah. Hal itu berarti varian tersebut kemungkinan sudah di luar kapasitas mereka untuk menampung.

“Ini berarti ketegangan ada di sini dan menyebar di Gaza sekarang,” ujarnya.

Dhair mendesak warga Gaza segera divaksin, seraya menyatakan bahwa persentase mereka yang telah menerima suntikan sekitar 40 persen. Gaza yang berpenduduk 2,2 juta orang telah mencatat 189.837 kasus infeksi Covid-19 dan 1.691 kematian.

Di Tepi Barat yang diduduki Israel, tiga kasus varian Omicron yang menginfeksi warga Palestina telah terdeteksi lebih dahulu. Diumumkan pada 16 Desember lalu. Saat ini jumlah pasien omicron di wilayah itu meningkat jadi 23 orang dari 3,1 juta penduduk.

Pejabat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat telah berusaha untuk memberikan insentif vaksinasi. Di Gaza, Hamas mewajibkan mereka yang bekerja di tempat umum seperti restoran, pengadilan, dan kementerian pemerintah untuk divaksinasi.

“Sekarang, untuk masuk universitas, Anda perlu divaksinasi; untuk bekerja sebagai sopir taksi atau di kantor pemerintah, Anda perlu divaksinasi. Ini mengakhiri keraguan orang-orang,” kata mantan Menteri Kesehatan Otoritas Palestina, Jawad al-Tibi.

Laporan: Nadhifa Putri Nauramiyanti