Telusur.co.id - Oleh : Singky Soewadji, Pengamat Satwa Liar, Koordinator Aliansi Pecinta Satwa Liar Indonesia (APECSI)
Bukan hanya di Jawa Barat dan beberapa wilayah lainnya di Pulau Jawa, di Pulau Dewata Bali juga terjadi bencana.
Terdahsyat terjadi terakhir di Sumatera.
Bencana Sumatera belum teratasi, pemimpin negeri ini sudah mencanangkan untuk menanan Pohon Sawit secara besar besaran di Papua demi kesejahteraan rakyat, khususnya rakyat Papua.
Istilah yang terdengar rapi dan merdu, pada hal yang terjadi adalah pemutusan masa depan tanpa upacara.
Jika satu persen saja hutan hilang tiap tahun, kata ilmu pengetahuan, kepunahan hutan dan satwa liar hanyalah soal waktu.
Kalimantan, Sulawesi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur hutan sudah gundul, perut bumi di gali, di keruk isinya demi tambang. Kehancuran akan datang dalam sekejab, seperti kilat yang tak sempat disadari.
Dalam satu dasa wasa terakhir puluhan Gajah dijerat, diracun hingga mati sia-sia dibunuh, belasan Orangutan, Harimau, Tapir dan satwa liar lainnya mengalami nasib yang sama, dibunuh karena dianggap hama.
Mereka hanya bisa menangisi bagian dari dirinya sendiri, yang tak pernah diberi kesempatan untuk tumbuh tua.
Mungkin suatu hari, ketika Gajah, Harimau, Orangutan, semua tinggal nama di buku pelajaran, kita akan berkata : Mereka kalah oleh banjir, fenomena alam, perubahan cuaca hingga hujan yang ekstrem.
Pada hal sesungguhnya, mereka kalah oleh cara kita menyebut pembangunan tanpa memuliakan kehidupan, keserakahan tanpa menggunakan nalar.
Dan barangkali, yang paling tragis bukanlah kepunahan mereka, melainkan kenyataan bahwa kita melihat semua tanda itu datang, namun tetap melangkah maju, seolah tak ada yang sedang sekarat di bawah kaki kita, didepan mata kita.
Perubahan cuaca bukan cobaan dari Tuhan tapi reaksi alam yang tidak stabil karena ulah manusia. Bencana Sumatera bukanlan akhir, tapi awal yang akan disusul di seluruh wilayah Indonesia.
Bila hutan dan Sawit sama pohonnya, juga memiliki daun, maka tanaman Toge dan Cabe juga sama ada daunnya. Halaman rumah saya yang penuh pohon Kamboja bisa jadi Taman Nasional.
Kalau bukan kita, siapa lagi ?
Kalau tidak sekarang, kapan lagi ?
Orang baik diam, maka orang jahat akan semakin merajalela. Lebih baik bersuara dan dipenjara, dari pada diam menjadi pecundang.
"Hentikan Penggundulan Hutan !
Kau Peduli, Aku Lestari, Salam Lestari !



