Pengamat: Kerja Heru Berhasil Yakinkan Publik Jakarta  - Telusur

Pengamat: Kerja Heru Berhasil Yakinkan Publik Jakarta 

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. (Foto: telusur.co.id/Tegar).

telusur.co.id - Hasil survei Arus Survei Indonesia (ASI) menunjukkan bahwa Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memiliki kans kuat untuk maju pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2024 mendatang.

Menanggapi hal itu, Pengamat kebijakan publik dan otonomi daerah GMT Institute, Agustinus Tetiro merespons positif hasil survei Arus Survei Indonesia (ASI) tersebut. Respons positif itu juga didasarkan pada kepuasan publik atas kinerja Heru Budi. 

“Survei ini adalah sebuah kerja ilmiah yang tentu saja rasional dan objektif. Beberapa lembaga survei telah merilis bahwa Pj gubernur DKI Jakarta Heru Budi unggul dan memuaskan dalam pelayanan publik. Jadi, kalau saat ini ASI menyebut bahwa Heru Budi punya kans jadi gubernur DKI Jakarta, tentu saja beralasan karena kerjanya berhasil meyakinkan publik,” kata Gusti, sapaan Agustinus Tetiro, kepada awak media di Jakarta, Jumat (2/6/23).

Menurut Gusti, Heru Budi telah menunjukkan dalam waktu singkat dirinya adalah seorang teknokrat yang juga memiliki keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. Teknokrat dengan sentuhan humanis seperti ini cepat atau lambat pasti akan mencuri perhatian dan simpati publik. 

“Heru Budi bekerja secara akseleratif di Jakarta, mengalahkan para pendahulunya. Ini tentu saja sebuah prestasi dan tentu saja atraktif dan impresif bagi perhatian publik,” ungkap Gusti.

Lebih lanjut, Gusti mengaku, tidak heran jika nama Heru Budi kemudian menjadi salah satu calon gubernur DKI Jakarta dengan dukungan publik yang besar. 

Masyarakat melihat, bukti nyata kinerja Heru Budi menyelesaikan tiga masalah krusial di Jakarta: penanganan banjir, kemacetan dan pengelolaan tata ruang. Warga Jakarta mengapresiasi dengan baik progress kinerja Heru Budi. 

“Heru Budi mampu menunjukkan kelas kemampuan memimpin yang bisa merangkul sejumlah pihak. Dalam kerja birokratis, Heru Budi bisa mengajak pemerintah pusat untuk terlibat aktif. Dalam aktivitas bisnis, Heru Budi bisa menggandeng investor swasta dan lembaga-lembaga terkait. Dalam ranah sosial-politik, Heru Budi telah memeluk sejumlah elemen masyarakat adat dan kelompok berbasis agama. Jakarta patut bersyukur bahwa Heru Budi melakukan itu semua dalam waktu yang relatif singkat,” urai Gusti.

Selain itu, jika ingin maju sebagai cagub DKI Jakarta, tambah Gusti, Heru Budi perlu memperhatikan sejumlah catatan yang telah diberikan ASI sebagai hasil riset. Ketiga masalah itu adalah kemacetan, naiknya harga pokok, dan peluang lowongan pekerjaan. 

“Semua ini adalah masukan bagi Heru Budi,” kata Gusti.

Diketahui, terkait persoalan pokok warga DKI Jakarta, menurut temuan survei ASI, tiga besarnya adalah masalah macet (26,8%), harga kebutuhan pokok mahal (23,0%), dan susah mencari lapangan kerja (16,3%).

“Banjir di Jakarta sudah tidak lagi jadi persoalan paling pokok saat ini, namun masalah macet, harga kebutuhan pokok, dan susahnya cari lapangan kerja,” jelas Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif’an, dalam pemaparan rilis survei di Hotel Cikini, Menteng, 31 Mei 2024.

Karena itulah, menurut Ali Rif’an, preferensi pemimpin yang dibutuhkan mendatang selain soal integritas, juga orang yang bisa bekerja dengan cepat dan cekat. Berikut ini karakter pemimpinan yang diinginkan warga DKI Jakarta: Jujur (27,0%), Cepat/Responsif (24,3%), Merakyat (18,0%), Tegas (11,5%), dan Religius (5,3%), sementara yang tidak tahu/tidak jawab 8,3%.

Sementara itu, ASI merilis bahwa nama Heru Budi Hartono punya kans kuat maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024. Pasalnya, menurut temuan dari survei dari lembaga Arus Survei Indonesia, nama Heru masuk dalam tiga besar kandidat kuat. 

Dalam simulasi 21 Kandidat Calon Gubernur DKI Jakarta (pertanyaan tertutup), berikut ini urutan lima besar: Anies Baswedan (24,3%), Ridwan Kamil (13,0%), Heru Budi Hartono (11,8%), Sandiaga Uno (9,5%), dan Gibran rakabuming Raka (6,5%). Sementara yang tidak tahu/tidak jawab 8,5%. [Fhr]


Tinggalkan Komentar