Peringatkan Israel, Hizbullah: Kami Siap Hadapi Semua Skenario, dengan Negosiasi atau Perang - Telusur

Peringatkan Israel, Hizbullah: Kami Siap Hadapi Semua Skenario, dengan Negosiasi atau Perang

Pemimpi Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah. (FNA.

telusur.co.id - Pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Lebanon, Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrullah di pidato hari ketiga bulan Muharram memperingatkan rezim Israel bahwa kelompok perlawanan siap menghadapi setiap skenario.

"Kami bukan pihak yang terlibat negosiasi dengan Israel terkait penentuan garis perbatasan maritim, dan kami juga tidak memaksa pihak lain untuk mewakili kami di negosiasi," tegas Sayyid Hassan Nasrullah seperti dilaporkan FNA, Minggu (31/7/22).

Lebih lanjut Sayyid Nasrullah menegaskan pihaknya mendukung pemerintah Lebanon di negosiasi ini. Ia menekankan, negosiasi penentuan perbatasan laut adalah tanggung jawab pemerintah Lebanon, dan pihaknya tidak akan menveto setiap langkah yang diambil pemerintah.

Seraya menjelaskan bahwa negosiasi penentuan perbatasan laut akan memperjelas metode langkah dan tindakan Hizbullah di masa mendatang, Nasrullah menambahkan, sikap dan perilaku kelompok perlawanan terhadap Israel di masa mendatang tergantung pada hasil negosiasi tak langsung antara Beirut dan Tel Aviv.

Menyikapi masuknya kapal Israel secara ilegal ke zona gas Karish untuk mengekstrak minyak, Nasrullah menegaskan, kelompok perlawanan Lebanon telah mempertimbangkan opsi untuk menghadapinya, 50 persen mungkin dengan negosiasi dapat diselesaikan dan 50 persen kemungkinan dengan perang.

Sekjen Hizbullah sebelumnya seraya mengisyaratkan friksi Lebanon dan Israel terkait ladang minyak Karish mengatakan, pihaknya Lebanon akan mencegah Israel mengekstrak minyak, bahkan jika akan berakhir dengan perang.

Ladang minyak Karish seluas 1430 kilometer persegi terletak di garis 29 perbatasan laut Lebanon dan Palestina pendudukan. Lebanon menyatakan bahwa mayoritas ladang minyak ini berada di dalam perbatasan negaranya dan di sisi lain, Israel mengklaim seluruh wilayah tersebut berada di bawah kedaulatannya.

Pengiriman kapal eksplorasi minyak Energean Power FPSO dua bulan lalu oleh Israel ke kawasan yang disengketakan di perbatasan Lebanon dan Palestina pendudukan (Karish) telah memicu tensi di hubungan Beirut dan Tel Aviv, dan membawa klimaks perjuangan hak Lebanon atas gas dan minyak di Laut Mediterania. [Tp]


Tinggalkan Komentar