telusur.co.id - Owner Bandar Laut Dunia (BALAD) Grup, HRM. Khalilur Rahman Abdullah Sahlawiy bersama Dirut BALAD Grup, Moh. Ka’bil Mubarok sedang berada di Hanoi, Vietnam untuk menuntaskan izin budidaya Lobster di luar negeri (Vietnam -red), tepatnya di Departement of Fisheries Ministry Agriculture Environment (DOF MAE) Vietnam.
Perlu diketahui Kepmen. KKP No. 7 tahun 2024 memutuskan ada dua jenis budidaya Lobster:
1. Budidaya di Dalam Negeri; dan
2. Budidaya di Luar Negeri.
“Bandar Laut Dunia Grup sedang berbudidaya Lobster di dalam negeri dan menyiapkan diri bersama mitra kerja samanya (Joint Venture / JV) untuk berbudidaya Lobster di luar negeri (Vietnam -red),” ucap pria yang disapa akrab Gus Lilur ini. Jumat, (27/6/2025) pagi.
Lebih lanjut, syarat berbudidaya di luar negeri adalah harus berbudidaya di dalam negeri. Syarat volume besar berbudidaya di luar negeri adalah melakukan budidaya dengan volume besar di dalam negeri.
“Oleh karena itulah Bandar Laut Dunia Grup akan berbudidaya tidak hanya di 4 Teluk melainkan langsung berbudidaya di 16 Teluk di Gugusan Teluk Kangean, Sumenep, Madura, Jawa Timur, Indonesia dengan total luas teluk sebesar 8.800 hektar,” jelas kader muda NU asal Situbondo ini.
Estimasi tuntasnya, kata Gus Lilur, perizinan budidaya di luar negeri (Vietnam -red) milik Bandar Laut Dunia Grup bersama 4 JV-nya adalah Minggu pertama Juli 2025.
Tuntasnya perizinan budidaya di Vietnam ini mengharuskan para Direksi BALAD Grup memusatkan perhatian untuk melengkapi persyaratan guna segera mengajukan izin budidaya Lobster di luar negeri ke pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (Ditjen PB KKP RI).
“Pemusatan perhatian pada tuntasnya perizinan budidaya Lobster di luar negeri dari Ditjen PB KKP RI setelah tunainya perizinan budidaya Lobster dari DOF MAE Vietnam membuat agenda anjangsana usaha ke China ditunda selama tiga minggu,” ujar pengusaha pegiat filantropi tersebut.
Agenda anjangsana usaha ke China yang mestinya dilakukan pada 3 Juli 2025 ditunda menjadi 24 Juli 2025.
Adapun anjangsana usaha ke China meliputi dua kegiatan :
1. Survei Budidaya Teripang di Dua Provinsi di China:
• Provinsi Shandong di China Utara; dan
• Provinsi Fujian di China Selatan.
“Mitra Usaha Bandar Laut Dunia Grup di China sudah menyiapkan jadwal anjangsananya, namun terpaksa BALAD Grup menundanya, karena menuntaskan perizinan budidaya Lobster di luar negeri menjadi prioritas utama,” ungkap alumni aktivis HMI ini.
2. Survei Mesin Produksi Tambang
Direksi Bandar Laut Dunia Grup adalah juga Direksi di dua induk perusahaan tambang:
• Sarana Nata Tambang Lestari Grup - Santri Grup; dan
• Bandar Indonesia Grup - BIG.
Dua induk perusahaan ini memiliki puluhan blok tambang Silika di beberapa provinsi di Indonesia:
• Jawa Timur;
• Bangka Belitung;
• Lampung; dan
• Kalimantan Tengah
Dua induk perusahaan tambang tersebut sedang menyiapkan diri untuk menjadi pemasok Pasir Silika, menjadikan dua perusahaan raksasa dunia yang kegiatannya ada di JIIPE Gresik, Jawa Timur :
1. Smelter Freeport; dan
2. Pabrik Kaca Xinyi.
“Guna memenuhi Standar Kualitas Pasir Silika Smelter Freeport dan Pabrik Kaca Xinyi di JIIPE Gresik, dua induk perusahaan yang memiliki puluhan tambang Pasir Silika tersebut sudah menjalin komunikasi dengan pabrikan medin Pasir Silika di China,” tambah alumni santri Denanyar, Jombang ini.
Selain mesin produksi Pasir Silika, lanjut Lilur, Bandar Indonesia Grup dan Santri Grup juga akan membeli mesin produksi Timah dan Zirkon untuk ditempatkan di provinsi Bangka Belitung.
Mitra usaha dan pabrikan di China juga sudah mengatur jadwal anjangsananya, namun terbitnya izin budidaya di luar negeri (Vietnam -red), membuat agenda anjangsana usaha ke China ditunda dari awal bulan, menjadi akhir bulan Juli 2025.
“Seluruh Direksi Bandar Laut Dunia Grup dan Santri Grup yang saat ini fokus menyempurkanan perizinan budidaya Lobster di luar negeri; meyakini mampu membawa Indonesia menjadi kiblat baru dunia untuk usaha perikanan budidaya,” tutup Tokoh Nahdliyin Inspiratif versi Forum Jurnalis Nahdliyin (FJN) ini. (ari)