telusur.co.id - Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett mengakui bahwa dirinya tidak bisa mencegah keruntuhan pemerintahannya.
Ada kekhawatiran akan runtuhnya rezim Israel di tengah para pemimpin keamanan dan intelijen negara Zionis ini dan sejumlah dari mereka telah memberingatkan hal ini di berbagai kesempatan.
Dalam sebuah wawancara dengan The Economist, Rabu (8/6/22) Naftali Bennett mengatakan, koalisi partainya mulai hancur, suara mayoritasnya di Knesset hilang dan anggotanya mencapai kesepakatan di masalah yang sangat sedikit.
Bennett mengakui dirinya tidak dapat berbuat apa-apa untuk mencegah keruntuhan pemerintahannya dan ia meminta sekutunya untuk tidak melakukan kekacauan.
Perdana menteri rezim Israel itu mengakui bahwa negaranya ingin melampaui Iran di program senjatanya dan unggul dari Tehran dari sisi teknologi.
Kanal 7 Televisi Israel mengutip seorang mantan menteri rezim Israel, Danny Danon dan anggota Partai Likud menulis, kabinet saat ini yang dipimpin Naftali Bennett adalah sebuah kabinet yang lemah dan tidak mampu, akibat transformasi politik terakhir.
"Kabinet Israel saat ini berada di ambang kehancuran dan keruntuhan akibat lemah dalam menyikapi seluruh masalah dan tantangan," ujar Danon. [Tp]



