telusur.co.id - Pemimpin jaringan teroris Al-Qaeda, Ayman Zawahiri (71 tahun), dikabarkan telah tewas akibat serangan drone Amerika Serikat (AS) yang membawa rudal Hellfire R9X.
Namun, tidak seperti tembakan rudal pada umumnya, pemimpin Al Qaeda tewas tanpa tanda-tanda ledakan di rumahnya.
Dilansir Reuters, Selasa (2/8/22), kabar itu diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden di televisi secara langsung pada Senin (1/8/22). Sementara para pejabat AS menyebutkan serangan itu terjadi di ibu kota Afghanistan, Kabul, pada hari Minggu (31/7/22), dan menjadi pukulan terbesar bagi Al Qaeda sejak pendirinya, Osama bin Laden, tewas pada tahun 2011.
Biden mengatakan Zawahiri telah "mengukir jejak pembunuhan dan kekerasan terhadap warga Amerika". Ia dan Osama Bin Laden merencanakan serangan 11 September dan ia adalah teroris yang paling diburu Amerika.
Dikutip dari kantor berita AFP, rudal yang dipakai AS adalah Hellfire R9X tanpa hulu ledak dan diyakini dilengkapi enam bilah sejenis silet yang memanjang. Rudal Hellfire R9X menyayat targetnya dengan bilahan tersebut dan tidak meledak.
Senjata ini tidak pernah diakui secara publik oleh Pentagon dan CIA, dua agen AS yang diketahui melakukan pembunuhan bertarget terhadap para pemimpin ekstremis. Rudal Hellfire R9X kali pertama terlihat pada Maret 2017 ketika pemimpin senior Al Qaeda, yakni Abu Al Khayr Al Masri, tewas oleh serangan drone saat bepergian dengan mobil di Suriah.
Sosok Al-Zawahiri disebutkan sudah bertahun-tahun terlibat militansi Islam. Dia pernah dihukum tiga tahun penjara atas dakwaan kepemilikan senjata ilegal di Mesir setelah pembunuhan Presiden Mesir Anwar al-Sadar tahun 1981 silanm, namun kemudian dia dibebaskan dari dakwaan utama.
Zawahiri, yang merupakan seorang ahli bedah asal Mesir dinyatakan oleh AS terlibat dalam serangan 11 September 2001, yang menewaskan hampir 3.000 orang di New York, AS.
Belum jelas bagaimana AS, yang tidak memiliki pasukan di lapangan, mengklaim bahwa Zawahiri telah terbunuh.
Zawahiri juga telah beberapa kali dikabarkan meninggal dalam beberapa tahun terakhir, dan juga telah lama dilaporkan dalam kondisi kesehatan yang buruk.
Pada tahun 1999, pengadilan militer Mesir menghukum mati Zawahiri secara in absentia. Saat itu dia menjalani kehidupan sederhana sebagai seorang militan setelah membantu Bin Laden membentuk al Qaeda. [Tp]



