TNI Turun Tangan Copot Baliho HRS, Pakar: Mungkin Mereka Anggap Ini Perang - Telusur

TNI Turun Tangan Copot Baliho HRS, Pakar: Mungkin Mereka Anggap Ini Perang

Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Kamis. (Foto: telusur.co.id/Fahri).

telusur.co.id - Pakar Hukum Tata Negara Margarito Kamis angkat bicara soal penurunan baliho bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) oleh personil TNI dan unjuk kekuatan TNI di sekitar Petamburan, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/20) lalu.

Menurut Margarito, TNI biasanya diturunkan ke lapangan jika ada situasi perang.

"Mungkin itu dianggap perang kali. Karena kalau TNI turun itu berarti perang, operasi perang. Kalau tidak ada perang ga bisa. Jadi jangan-jangan mereka menganggap ini perang," kata Margarito kepada telusur.co.id, Sabtu (21/11/20).

Selain itu, kata Margarito, TNI turun ke lapangan itu hanya bisa dilakukan melalui perintah presiden.

"Saya gak tau (ada perintah presiden atau tidak). Tapi secara hukum harus ada perintah. Kalau tidak ada perintah, saya gak tau (itu atas dasar apa TNI turun)," terangnya.

Margarito menjelaskan, tugas TNI adalah untuk operasi militer dan operasi non militer. Dan operasi militer itu hanya bisa dilakukan, kalau mereka terlibat, jika ada perintah dari presiden atau diminta bantuan oleh polisi.

"Sekarang tanya saja, apakah ada perintah dari presiden dan apakah ada permintaan dari polisi untuk itu. Itu yang jadi soal," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengakui memerintahkan anak buahnya untuk menuruhnkan baliho bergambar Habib Rizieq Shihab.

Dudung mengatakan, sebelumnya baliho-baliho itu sempat diturunkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), namun kembali dinaikkan. Akhirnya ia pun keluarkan komando untuk menurunkannya kembali.

"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq itu perintah saya. Karena berapa kali Satpol PP menurunkan dinaikkan lagi. Perintah saya itu," kata Dudung di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/20).

Dudung menekankan, pemasangan baliho tidak bisa sembarang. Bahkan ia menganggap FPI bisa saja dibubarkan apabila menentang segala tindakan yang dilakukan oleh TNI.

Menurut Dudung, organisasi massa berbasis Islam itu kerap bertindak sesuka hati.

"Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur suka-sukanya sendiri, saya katakan itu perintah saya," tegasnya.

"Dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam. Ya, saya peringatkan dan saya tidak segan menindak dengan keras," tandasnya. [Tp]


Tinggalkan Komentar