Hari ketiga “Batik Corner” Paviliun Indonesia pada ajang “Vietnam International Travel Mart” (VITM) 2018, di Hanoi International Center for Exhibition, Vietnam, dipadati pengunjung yang antri , para pengunjung tertarik belajar membatik, salah satu ciri khas kebudayaan Nusantara dan mencari informasi detail soal kain batik, sekaligus menikmati sensasi seni membati
“Pengunjung yang pada umumnyadari kalangan mahasiswi berkelompok datang untuk belajar membatik,” kata Krismini Kussudiarsono, kepada Antara, di Hanoi, Sabtu (31/3).
Krismini (56 tahun) adalah Instruktur Batik pada Museum Tekstil Jakarta yang ikut serta dalam rombongan Kementerian Pariwisata RI dalam melakukan pameran di VITM 2018.
Antusias warga Vietnam untuk mencoba belajar membatik sangat tinggi. “Untuk membatasi pengunjung tidak membludak, per hari kita hanya memberikan teknik membatik kepada 25 orang pengunjung.” katanya.
Kami telah mempersiapkan peralatan untuk memberi pelajaran membatik meliputi canting (semacam pena batik), kompor kecil, tungku listrik, dan ram. Ujar Krismini.
Sedangkan bahan atau kain yang disediakan meliputi mori atau lazim disebut kain katun putih yang sudah diberi motif, lilin atau “malam” semacam lilin yang dicairkan dengan cara dipanaskan yang berfungsi menahan warna agar tidak masuk ke dalam serat kain.
Mori atau kain katun kira-kira selebar sapu tangan disediakan dengan motif kawung, ceplok bunga, gambar pesawat.
“Setelah selesai dan diberi nama, kain hasil membatik pengunjung dipersilahkan untuk dibawa pulang, sebagai oleh-oleh bahwa telah mengunjungi Paviliun Indonesia dan belajar membatik,” katanya.
Krismini , sudah menekuni batik sejak tahun 1987 dan mengembangkannya setelah lulus SMK Jurusan Batik, di Yogyakarta.
Krismini sudah mengikuti pameran pariwisata yang difasilitasi Kementerian Pariwisata ke sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Australia, Shanghai, Belanda, Malaysia, Republik Ceko dan termasuk Vietnam. (Red/Ham).
Sumber : Antara