Gelar Kick Off Harmony Award, FKUB dan Pemda Berikan Penghargaan kepada para Aktor Perawat kerukunan - Telusur

Gelar Kick Off Harmony Award, FKUB dan Pemda Berikan Penghargaan kepada para Aktor Perawat kerukunan

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, Kamaruddin Amin. Foto: Yudo telusur

telusur.co.id - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, Kamaruddin Amin mengungkapkan bahwa agama memiliki peran yang sangat fundamental untuk merawat dan mengelola keragaman di Indonesia. 

"Kita bukan negara agama tapi negara yang sangat beragama sehingga peran agama dalam proses berbangsa dan bernegara itu sangat fundamental dan sangat central sekali,” ungkapnya di sela-sela sambutannya pada acara pembukaan Kick Off Harmony Award yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Pemerintah Daerah yang digelar di hotel Vertu Harmoni, Jakarta, Selasa (23/9/2025). 

Dirinya mengapresiasi sekaligus menegaskan bahwa kerukunan ini tak mungkin terwujud tanpa adanya peran dan partisipasi aktif dari berbagai ormas keagamaan yang ada di Indonesia, serta Forum Komunikasi Umat Beragama. Sebab kelompok-kelompok tersebut merupakan bagian dari infrastruktur sosial yang dinilai memiliki kekuatan yang sangat kokoh. 

"Tidak mudah Indonesia itu dipenetrasi oleh misalnya ideologi transnasional, itu gak mudah karena bukan hanya harus berhadapan dengan instrumen-instrumen negara tapi juga harus berhadapan dengan infrastruktur sosial kita yang memiliki visi kebangsaan dan memiliki ideologi yg sangat kokoh dan kuat," terangnya. 

Lebih lanjut, Kamaruddin menilai bahwa hubungan antara umat beragama dengan pemerintah di Indonesia tidak hanya produktif, namun juga sangat romantis. Kondisi tersebut berbanding terbalik jika dibandingkan dengan negara-negara seperti India, Pakistan, Bangladesh dan lainnya yang jika ditelisik secara mendalam, hubungan antara agama dengan negaranya memiliki hubungan yang sangat problematik yang hingga hari ini masih belum menemukan jalan keluar yang terbaik dan berjalan sangat destruktif dalam menjaga dan merawat kerukunan mereka. 

"Sementara kita alhamdulillah hubungan antara umat beragama dengan negara sangat produktif dan sangat bagus. Ini tentu harus kita rawat dan kita jaga bersama,” tambahnya. 

Meski memiliki tingkat indeks harmoni yang tinggi dan mendapatkan citra yang harum di panggung internasional, Kamaruddin tak menampik adanya sejumlah tantangan yang dihadapi seperti mega diversity atau keberagaman yang ia istilahkan, merupakan salah satu tantangan terbesar yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Sebab, sedikit peristiwa sporadis yang kadang terjadi di Indonesia dapat menyebabkan dampak yang berbahaya bagi keutuhan NKRI. 

"Tapi saya kira itu manusiawi ya,tentu tidak bisa menjadi dasar mengeneralisir tetapi saya kira indeks harmoni indonesia atau kerukunan kita sangat bagus," jelasnya. 

Kamaruddin turut menyampaikan terima kasihnya dan mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengawal transformasi Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi kedepannya. 

"Baik transformasi sosial, ekonomi, politik dan budaya, semuanya ke arah yg lebih positif dan tentu syaratnya adalah harus ada kerukunan di antara kita,” pungkasnya. 

Senada dengan Kamaruddin, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama, Muhammad Adib Abdushomad mengatakan bahwa indeks kerukunan umat beragama di Indonesia mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang ia ungkapkan, terjadi kenaikan hingga 76,47% pada tahun 2024 yang di tahun sebelumnya berada di angka 76,02%. 

"Dan saya kira ini partisipasi dari seluruh rakyat Indonesia karena merawat kerukunan umat beragama ini tidak hanya tugas pemerintah pusat daerah, tapi kita semuanya have the similar responsibility, termasuk ormas-ormas,” ungkapnya. 

Acara hari ini lanjut Adib, pada prinsipnya adalah bagian dari apresiasi dan rekognisi kepada pemerintah daerah dan juga forum kerukunan umat beragama yang ada di Kabupaten Kota Se-Indonesia. 

"Jadi Pemda-Pemda sangat concern terkait dengan penguatan-penguatan kerukunan, sangat support FKUP, sangat support juga kepada ormas-ormas juga. Dan itu akan dibuktikan dari nanti anggaran daerah akan dicek, akan dilihat, kegiatannya apa saja, evident-evidentnya ini. Jadi setelah kick off Harmonic Award ini, tim sudah mulai turun ke daerah dan berkas-berkas sudah mulai disampaikan untuk direview, dan seterusnya,” jelasnya. 

"Sehingga harapannya setelah ada apresiasi dan rekognisi ini, pemerintah daerah akan berlomba-lomba untuk membangun merawat kerukunan. Karena saya tegaskan sekali lagi, kalau tidak ada rukun dan damai, jangan kan mau membangun rukun dan damai. Kalau sudah tidak ada rukun dan damai, yang sudah ada aja itu dirusak,” tambahnya. 

Kegiatan ini diikuti sebanyak 34 kanwil Kementerian Agama serta 512 FKUB Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia secara daring maupun luring. Selain itu, kegiatan ini turut melibatkan NGO dari Setara, Wahid Institute, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK), serta Kementerian dalam Negeri. 

"Jadi semua stakeholder dan juga tentu ekspor dari kampus kita libatkan, untuk membangun instrumen Harmony Award,” tutupnya. [ham]


Tinggalkan Komentar