Adanya polling terkait Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang telah beredar luas, dengan mengatasnamakan mesin pencari raksaksa Google, tidaklah benar.
Polling tersebut bukan dibuat oleh Google melainkan seseorang yang membeli domain dengan nama googlevote, dan juga menjiplak logo Google agar terkesan resmi.
Bantahan disampaikan langsung oleh perwakilan Google di Indonesia kepada Kantor Berita Nasional telusur.co.id, Selasa (3/4/18).
“Ini bukan dibuat oleh Google. Mohon bantuannya untuk memberikan laporan terkait hal tersebut. Sebagaimana link yang kami kirimkan ke email (redaksi telusur),” kata Head Of Communication Google Indonesia, Jason Tedja Sukmana.
Dirinya menyampaikan, saat ini Google sedang menelusuri siapa pembuat polling tersebut. Dia kembali menegaskan, meminta bantuan masyarakat untuk melaporkan situs tersebut.
“Google sedang menelusurinya,” kata dia.
Saat ditanya mengapa Google begitu cepat merespons berita polling Jokowi dan Prabowo jelang Pilpres 2019, dirinya mengatakan karena itu adalah hal yang sensitif, dan bukan bikinan Google.
“Hal seperti ini sangat sensitif,” kata dia.
Berdasarkan penelusuran redaksi telusur.co.id, melalui situs Whois, pemilik domain googlevote.gdn dirahasiakan. Dalam kolom pendaftara, tertera nama Google Media Pollinguntuk Organization juga diisi dengan nama Google Media Polling, untuk kota yang didaftarkan tertulis Singapore, Jalan Pasir Panjang Road dengan kode pos 117371 dan nomor telepone +658119003287.
Diberitakan sebelumnya, sebuah jajak pendapat atau polling dilakukan dengan mengatasnamakan di mesin pencari raksaksa google. Polling yang dimulai 28 Maret 2018 itu akan berakhir pada 20 April 2018.
Dalam polling, terlihat betapa tidak diinginkannya kembali Jokowi memimpin Indonesia.
Hal tersebut sebagaimana hasil polling yang terjadi sampai hari ini, Senin (2/4/18), pukul 14.00 WIB, dimana sebanyak 87 persen atau 32.846 dari 37.721 votters tidak sudi Jokowi kembali memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan 13 persen atau 4.875 votter mendukung Jokowi kembali menjadi RI 1.
Hal serupa juga terjadi dengan objek Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dalam Polling, Prabowo juga tidak dikehendaki untuk menjadi Presiden RI. Hal itu terlihat dari hasil polling dengan tema “Menghitung Kekuatan Dukungan Untuk Capres Prabowo”.
Sampai dengan hari Senin (2/4/18), pukul 16.06 WIB, sebanyak 75 persen votters atau 153.119 dari 203.770 tidak menghendaki Probowo sebagai pemimpin Indonesia. Sedangkan 25 persen atau 50651 menginginkan dirinya menggantikan Jokowi untuk Indonesia 2019-2024. Polling dilakukan sejak 18 Maret 2018, dan akan berakhir 19 April 2019.
Sekedar informasi, untuk melaporkan situs tersebut Google meminta (klik disini). [ipk]