telusur.co.id - Seorang anggota senior Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) Khalil al-Hayya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Iran dan poros perlawanan serta mengumumkan bahwa dampak Pertempuran Badai Al-Aqsa tidak akan berhenti dengan berakhirnya pertempuran ini.
"Badai Al-Aqsa menciptakan titik balik yang penting dalam sejarah perjuangan kita," kata Khalil al-Hayya, seperti dilaporkan Jaringan Sahab, yang dikutip Parstoday, Kamis (16/1/2025).
Al-Hayya menyatakan bahwa dampak dari Pertempuran Badai Al-Aqsa tidak akan berhenti dengan berakhirnya pertempuran ini.
“Apa yang dilakukan Brigade Qassam pada 7 Oktober 2023 merupakan pukulan fatal terhadap rezim Israel dan akan tercatat dalam sejarah,” ungkapnya.
Pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) ini menekankan bahwa bangsa Palestina tidak akan melupakan atau memaafkan semua orang yang berpartisipasi dalam perang genosida.
"Pasukan kami bertempur dengan kemauan dan kekuatan yang tidak pernah terlihat di dunia dalam menghadapi musuh,” ujarnya.
Al-Hayya juga mengucapkan terima kasih kepada Hizbullah Lebanon, perlawanan Irak, dan Ansarullah Yaman atas dukungan mereka terhadap perjuangan rakyat Gaza, dan mengucapkan terima kasih kepada Republik Islam Iran atas dukungan mereka terhadap perlawanan dan rakyat Palestina, serta atas partisipasi mereka dalam pertempuran dan menghancurkan jantung rezim Zionis dalam dua operasi "Janji Sejati."
Pimpinan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) ini menyatakan bahwa pasukan Mujahidin di kamp Jenin, Quds (Yerusalem), dan di dalam wilayah pendudukan memainkan peran besar dalam mendukung perlawanan, dengan mengungkapkan “Berkat bantuan saudara-saudara kita, kita telah kemampuan untuk membangun kembali Gaza sekali lagi".
"Quds dan Al-Aqsa akan tetap menjadi kompas kami dan motto perlawanan kami hingga pembebasan tanah-tanah yang diduduki Zionis,” pungkasnya. [Tp]