Orang yang hanya menjadi bayang-bayang orang lain berkata dan menulis, bahkan sampai kepada gerak-geriknya, hanya menjadi “pak tiru”. Orang seperti itu tentulah akan lenyap pribadinya ditelan oleh pribadi orang lain yang ditirunya. Tidak jelas lagi bagaimana sebenarnya dirinya sendiri.
Kita pun mengaku bahwa manusia tidaklah tumbuh dengan sendirinya, melainkan ada hal-hal di sekelilingnya, limgkungan dan keturunanannya yang mempengaruhi pertumbuhannya. Gandhi terpengaruh oleh Tolstoy dan begitu juga Tolstoy terpengaruh oleh Rousseau.Meskipun mereka terpengaruh,tapi akhirnya Gandhi tumbuh sendiri, sama halnya dengan Tolstoy pun tumbuh sendiri.
Keempat Imam dalam Islam, yaitu Maliki,Hanafi, Syafi’i dan Ahmad bin Hambal pun demikian juga. Tadinya mereka terkait hubungan sebagai guru dengan murid, tetapi mempunyai pendirian masing-masing.
Saya teringat ayah saya, Dr. H.A. Karim Amrullah, mengajar agama di Padang dari tahun1916 sampai tahun 1926. Beliau selalu membangkitkan semangat pada murid-muridnya supaya selalu menyelidiki sendiri dan merdeka dalam memahami berbagai hal. Jangan hanya menjadi “Pak Turut” dan Taklid Buta. Tdaklah mengapa jika sekiranya beliau sendiri dibantah, dengan alasan yang cukup. Padahal pada masa itu masih sangat ganjil di kalangan guru agama, jika ada murid-murid yang mencoba membantah pendapat gurunya.
Dalam beberapa tahun kemudian tumbuhlah muridnya dan memegang peranan yang penting dalam kemajuan agama di Sumatera Barat. Banyak ulama di Sumatera Barat, tetapi tidak ada yang mempunyai murid besar-besar seperti beliau. Di antara murid-muridnya adalah Zainuddin Labay, yang mendirikan Sekolah Diniyah dan memimpin s.k. Al-Munir; Abdul Hamid HakimEngku Mudo, Guru Besar di Madrasah Sumatera Tawalib; H.Jalaluddin Thaib, Ketua Permi; H. Muhtar Luthfi, Pemimpin Permi yang terkenal; Rahmah el-Yunusiyah, Pemimpin Sekolah Diniyah Perempuan; A.R. Sutan Mansur, Pemimpin Muhammadiyah; dan H.Dt. Batuah yang kemudian masuk PKI, semuanya itu mempunyai pribadi masing-masing dan tidak hanya membebek kepada gurunya.
Ilmu memang ada perguruannya, tetapi murid yang tidak merdeka dari gurunya adalah murid yang tidak berpribadi. Barangkali gurunya tidak pandai atau tidakinginmuridnyaberolehkemajuan
.(***Sumber : Pribadi Hebat; Penulis Prof.Dr.Hamka.Gema Insani 2014,).