Jakut dan Jakbar Krisis Air Bersih, Heru Minta PAM Jaya Siapkan Reservoir  - Telusur

Jakut dan Jakbar Krisis Air Bersih, Heru Minta PAM Jaya Siapkan Reservoir 

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. (Foto: telusur.co.id/Tegar).

telusur.co.id - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menatakan, penyebab kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah Ibu Kota imbas dari cuaca kemarau berkepanjangan. Akibatnya, wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat mengalami kekurangan air baku di tengah meningkatnya kebutuhan air bersih masyarakat.

"Ya ada beberapa kelurahan (mengalami kekeringan), bahan baku berkurang, lantas ada beberapa memang kebutuhan meningkat," kata Heru kepada awak media, Jumat (22/9/23).

Heru pun meminta kepada PAM Jaya untuk menyediakan reservoir bagi warga terdampak krisis air bersih di wilayah Jakut dan Jakbar.

"Saya minta kemarin Dirut PAM Jaya sudah disiapkan reservoir. Ada di Marunda dan beberapa di Jakbar supaya masyarakat bisa tetap mendapatkan pelayanan air bersih," terang dia.

Sebelumnya, PAM Jaya menginformasikan adanya penurunan kualitas air baku di Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Hutan Kota,
Jakarta Barat yang mengakibatkan air hasil olahan tidak memenuhi standar Permenkes no. 492/2010.

Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan, hal itu menimbulkan gangguan layanan air bersih di area yang tersuplai dari IPA Hutan Kota. Bentuk gangguan tersebut, Kata Arief, berupa terjadinya penurunan suplai air yang terjadi sejak 8 September 2023. 

"Salah satu penyebab utama kejadian tersebut merupakan dampak dari kemarau panjang yang melanda kota Jakarta," kata Arief di Jakarta, Kamis (21/9/23).


Sebagai informasi, wilayah Hutan Kota merupakan titik terjauh dari pompa PAM Jaya dan letaknya mendekati laut. 


Arief menjelaskan, kemarau panjang ini menyebabkan interusi air laut ke air sungai, sehingga mengakibatkan total TDS (Total Disolve Solid) yang menjadi kualitas air tidak sesuai dengan Permenkes. 

"Berdasarkan standar Permenkes, TDS air harus di bawah 200. Sedangkan saat ini TDS air baku yang ada di IPA Hutan Kota mencapai 2000," terang Arief.

Sedangkan, kata Arief, teknologi pada IPA Hutan Kota memang tidak diperuntukkan desalinasi dan ini yang menyebabkan pihaknya harus menyetop IPA Hutan Kota yang suplainya sebanyak 450Lps/detik. 

"Dampak dari pemberhentian tersebut mengakitbatkan daerah yang sebelumnya mendapatkan suplai air dari IPA Hutan Kota menjadi terhenti," kata Arief.

Arief menuturkan, corrective action PAM JAYA ke depannya, yang pertama, melakukan realokasi pada titik- titik distribusi yang dirasa bisa didistribusi, maka pihaknya bakal mendistribusikan. Kemudian diatur lalu lintasnya menuju utara dan barat Jakarta. 

"Kedua, kita akan melakukan pemaksimalan pelayanan air tangki gratis sebagai bentuk bantuan untuk masyarakat yang mengalami kekurangan air. Ketiga, Kita akan melakukan re-investment berupa pemasangan membrane baru untuk bisa memproses air baku yang memiliki TDS tinggi atau mampu mengurai air laut. Dan untuk re-investment ini memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar," bebernya.

Akibat hal tersebut, PAM Jaya meminta  maaf kepada masyarakat Jakarta yang saat ini mengalami krisi air dampak dari diberhentikannya IPA Hutan Kota. 

"Saya berharap semoga dapat segera turun hujan dengan harapan air dari daratan dapat mendorong air laut 
sehingga TDS air baku di IPA Hutan Kota menjadi rendah dan IPA tersebut dapat beroperasi kembali,” ungkapnya.

Sejumlah wilayah yang akan terdampak suplai air berkurang dan terhenti yaitu di Kelurahan Penjaringan, Pejagalan, Pluit, Kapuk, Kalideres, Rawa Buaya, Pegadungan, Cengkareng Barat, Cengkareng Timur, Pegadungan, Semanan, Duri Kosambi, Wijaya Kusuma, Jelambar Baru, Kapuk Muara, Tegal Alur, Kamal, Kamal Muara dan sekitarnya. [Fhr]


Tinggalkan Komentar