Komisi X Minta Kemenag dan Kemendikdasmen Duduk Bersama Soal Libur Ramadan - Telusur

Komisi X Minta Kemenag dan Kemendikdasmen Duduk Bersama Soal Libur Ramadan

Habib Syarief Muhammad Alaydus. Foto ist

telusur.co.id - Anggota Komisi X Fraksi PKB DPR RI Habib Syarief Muhammad Alaydus merespon wacana libur selama Ramadan sebulan penuh. Dia meminta Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) duduk bersama membahas rencana tersebut.

Habib Syarief, panggilan akrab Habib Syarief Muhammad Alaydus mengatakan, rencana libur selama Ramadan sebulan penuh merupakan hal yang baik, jika ditujukan guna memberikan kesempatan para siswa untuk menjalankan ibadah dengan optimal sehingga dapat meningkatan sisi spritualitas mereka

"Tujuan libur selama Ramadan sangat baik. Para siswa kita bisa fokus ibadah dan belajar agama. Kami mendukung rencana itu," ujar Habib Syarief, Jumat (3/1/2025).

Menurut dia, rencana libur selama Ramadan itu harus dimatangkan, karena Ramadan tinggal dua bulan lagi. Kemenag dan Kemendikdasmen harus duduk bersama membahas rencana tersebut, sehingga program tersebut bisa terlaksana dengan baik.

Sampai saat ini, kata Habib Syarief, belum ada  format yang jelas dan detail terkait libur selama Ramadan. Masih banyak pertanyaan yang muncul. Apakah semua kegiatan sekolah diliburkan, sehingga tidak ada kegiatan sama sekali selama Ramadan? Atau meliburkan pembelajaran formal dan diganti dengan pembelajaran keagamaan?.

Jika anak-anak fokus belajar agama dan beribadah, seperti apa formatnya? Apakah sekolah masing-masing yang mengadakan kegiatan Ramadan atau diserahkan kepada orang tua secara penuh? 

"Pertanyaan-pertanyaan itu yang harus dijawab, sehingga sekolah dan orang tua siswa tidak bingung dan bertanya-tanya lagi," papar Habib Syarief.

Sebab, kata Habib Syarief, jika kegiatan selama Ramadan diserahkan penuh kepada orang tua, maka meraka akan kesulitan mengaturnya. Apalagi jika kedua orang tua sama-sama bekerja. Bahkan, walaupun salah satu orang tua tidak bekerja, mereka tetap akan kesulitan.

Kalau anak-anak mengisi liburan Ramadan hanya di rumah, maka mereka akan cepat bosan. Orang tua pun akan kesulitan mengatur kebosanan anak selama Ramadan. Dikhawatirkan anak-anak akan semakin sering bermain handphone di rumah. 

Politisi yang berlatar belakang ulama itu menegaskan bahwa kecanduan gadget sudah menjadi masalah serius di kalangan anak-anak. Mereka sulit dilepaskan dari alat komunikasi tersebut.

“Gawai ini menjadi candu bagi anak-anak. Banyak anak-anak yang tidak bisa lepas dari adiksi terhadap penggunaan gawai in. Ramadan seharusnya bisa digunakan untuk menjauhkan anak-anak dari pengaruh gadget," bebernya.

Untuk itu, Habib Syarief meminta Kemenag dan Kemendikdasmen mengadakan rapat bersama dalam menyusun formula program Ramadhan atau pesantren kilat. Misalnya, setiap sekolah harus mengadakan kegiatan Ramadhan. Mereka bisa bekerja sama dengan masjid setempat untuk menggelar acara keagamaan.

"Ini harus segera dirumuskan, sehingga sekolah dan madrasah bisa bersiap menyambut Ramadhan dan menyusun kegiatan yang akan dilaksanakan," pungkas Habib Syarief. [ham]


Tinggalkan Komentar