NasDem Desak Aparat Tangkap dan Hukum Pelaku Penyerangan Ulama - Telusur

NasDem Desak Aparat Tangkap dan Hukum Pelaku Penyerangan Ulama


telusur.co.id - Kasus penyerangan terhadap ulama dan ustaz yang terjadi di berbagai daerah membuat Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Effendy Choirie geleng-geleng kepala. 

Gus Choi, biasa ia disapa, tidak habis pikir kenapa yang selalu menjadi sasaran serangan adalah ulama dan para ustaz yang konsisten mengajarkan agama. "Saya ikut sedih dan prihatin kasus penyerangan kepada ulama terjadi lagi," ungkap Gus Choi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/9/2021).

Diketahui, pada Minggu (19/09/2021), sehabis salat Maghrib, seorang ustaz di Tangerang ditembak hingga wafat oleh orang tidak dikenal. 

Lalu, Senin (20/9/2021) seseorang mengejar dan menyerang ustaz yang sedang mengisi kajian di dalam salah satu masjid di Batam. 

Tahun lalu, pendakwah Ali Saleh Mohammed Ali Jaber atau dikenal Syekh Ali Jaber ditusuk oleh Alpin Andria saat sedang menghadiri acara Wisuda Tahfidz Al Quran di Masjid Falahudin, Lampung, pada Ahad, 13 September 2020.

Begitupun dengan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah, Umar Basri, 60 tahun, dianiaya seseorang di dalam masjid usai menunaikan salat subuh pada Sabtu, 27 Januari 2018.

Anggota DPR RI 3 periode (1999-2014) ini mengakui akibat dari serangan kepada sejumlah ulama tersebut telah mengakibatkan kematian maupun luka-luka, sehingga menimbulkan kegelisahan dan keresahan di masyarakat.

Karenanya, Gus Choi yang meraih gelar doktor dari Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia ini mendesak agar aparat kepolisian dapat menangkap para pelaku dan mencari motif penyerangan kepada ulama maupun para ustaz tersebut.

"Pelaku-pelaku kejahatan harus diberantas,  diadili dan dipenjara biar semua kapok dan tidak mengulangi perbuatannya," desak Gus Choi.

Sebab, tanpa adanya efek jera maka kasus seperti ini bisa terulang kembali di kemudian hari. Semua pihak pasti tidak menginginkan penyerangan kepada ulama terjadi. 

Selain itu, Gus Choi yang pernah menjadi wartawan Harian Umum Surya ini mengakui kegiatan dakwah dan penyebaran kebaikan serta mencegah keburukan (amar makruf nahi munkar) pasti ada pihak yang tidak menyukainya.

Karena itu, ia menganjurkan cara dan strategi dakwah dan penyampaiannya harus hikmah (bijaksana), kata-katanya harus baik dan tidak kasar. "Jangan semborono, dan dengan dialog yang lebih baik, santun dan elegan. Menyampaikan kebaikan harus dengan cara dan strategi yang baik pula. Selain itu juga perlu keteladanan," papar Gus Choi.


Tinggalkan Komentar