telusur.co.id - Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos, menyoroti soal kedekatan antara mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Anies Baswedan.
Pasalnya, dua mantan gubernur yang pernah menjadi rival di Pilkada DKI 2017 dengan polarisasi ekstrem kala itu yang mengakibatkan Ahok dipenjara akibat laporan penista agama, kini terlihat akrab pada acara Bentang Harapan JakASA dalam rangka perayaan malam tahun baru 2025, di Balai Kota Jakarta.
Biran sapannya mengatakan, persatuan Anies-Ahok adalah hal yang biasa dalam politik, seperti halnya setelah Pilpres 2019 dengan bersatunya Presiden Jokowi saat itu dan Prabowo Subianto yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
"Persatuan Anies dan Ahok bisa mencontoh persatuan Jokowi dan Prabowo ditahun 2019 lalu yang mengedepankan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan," kata Biran kepada telusur.co.id, Jumat (3/1/25).
Menurutnya persatuan Anies-Ahok, dapat memberikan warna baru dalam kontalasi politik hingga Pemilu 2029 yang akan datang.
"Anies dan Ahok akan mewarnai dinamika dan dialektika politik khususnya menjadi alternatif atau penyeimbang wacana dan narasi politik pemerintah," ujarnya.
Selain itu, dengan bersatunya kedua mantan gubernur DKI itu juga diyakini bakal menjadi penyeimbang pemerintahan Prabowo-Gibran jika Anies-Ahok memposisikan diri sebagai oposisi pemerintah.
"Persatuan politik Anies-Ahok juga bisa menjadi penyeimbang pemerintahan Prabowo-Gibran kedepan jika Anies-Ahok memposisikan diri sebagai oposisi yang kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah kedepan," tuturnya.
"Sehingga mekanisme check and balancing di parlemen yang kurang seimbang antara KIM Plus vs PDIP, bisa diimbangi dengan kehadiran tokoh seperti Anies dan Ahok di luar pemerintahan dan parlemen," demikian Biran.[Fhr]