telusur.co.id -GlobalReview-Jakarta Perjalanan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin menjadi politisi dan Anggota DPR RI bukanlah hal yang instan. Pria kelahiran 28 Desember 1965 ini, masuk Demokrat dari kalangan profesional sebagai praktisi hukum.
Praktisi hukum yang selama ini digeluti berangsur-angsur dikurangi, agar dapat fokus bekerja saat duduk di DPR.
Kemampuannya di dunia hukum membuat Didi ditunjuk dan dipercayai duduk di Komisi III DPR RI, atau Komisi Hukum., saat masuk sebagai wakil rakyat.
Lalu bagaimana perjalanan Anggota DPR RI yang telah tiga kali duduk sebagai anggota dewan itu, masuk ke dunia politik, dan memilih Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya?
Didi Irawadi adalah seorang politikus Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai Anggota DPR RI sejak 2018 mewakili daerah pemilihan Jawa Barat X, menggantikan Amin Santoso. Ia juga sempat menjadi Anggota DPR-RI dari 2009 hingga 2014. Didi sekarang duduk di Komisi XI sebelumnya di Komisi III.
Cara berfikir putra dari Amir Syamsuddin itu cukup kritis, terutama kepada kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat kecil. Tak hanya itu, Didi adalah anggota dewan yang mendedikasikan diri berada digarda terdepan memihak kebenaran terutama di bidang hukum.
Pasalnya, ia memandang kalau selama ini hukum masih memihak oknum orang kuat atau berada di kekuasaan.
“Hukum masih tumpul ke atas, tajam ke bawah. Banyak kasus yang diduga melibatkan orang kuat tidak tersentuh. Salah satunya kasus Jiwasraya yang menyedihkan. Ada oknum orang kuat tidak kejangkau, banyak masyarakat mencari keadilan, hingga hari ini tidak jelas, " terang Didi.
Saat berbincang simgkat dengan redaksi, Didi menceritakan perjalanan karirnya mengapa memilih Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya.
Sosok Susilo Bambang Yudhoyono, menjadi alasan Didi bergabung di Demokrat. Selain itu Partai Demokrat yang dianggap sebagai partai baru yang dapat memberikan perubahan.
"Memilih Demokrat beharap ada suatu perubahan apalagi SBY sosok dengan ide brilian. Saya tertarik selama ini kita melihat persoalan dari luar bukan dari dalam. Saya berharap pemerataan keadilan hukum. Tidak bisa dibantah masih ada penegak hukum yang nakal.
Pasang Badan Saat KPK DIlemahkan
Yang menarik dari sosok Didi Irawady dimana ia terang-terangan memasang badan, disaat Komisi Pemberantaaan Korupsi atau KPK ingin dilemahkan. Bersama koleganya di Komisi III DPR Martin Hutabarat, Didi menolak pimpinan KPK dikrimnalisasi, bahkan dengan tegas menolak desakan KPK ingin dibubarkan.
"Pengalaman saya membela KPK, memasang badan untuk KPK saat ingin dibubarkan. Saya hadir di KPK bersama Martin Hutabarat. Hal tak terlupakan KPK ingin dilemahkan," jelas Didi.
Didi Irwadi kini duduk sebagai anggota Komisi XI DPR RI, sebuah posisi yang di luar latarbelakangnya. Nanun, hal itu tidak membuat kinerjanya menurun. Baginya, duduk di Komisi XI tidak beda dengan Komisi III.
"Saya sebagai anggota DPR pengalaman banyak di Komisi III, dari sisi penegak hukum dan HAM, tentu di DPR ingin berjuang demi keadilan. Di Komisi XI sama saja, sama berjuang demi keadllan kali ini berjuang di bidang ekonomi. Banyak pespektif kebijakan ekonomi, demi kesejahteraan masyarakat lebih baik," paparnya.
Sikap kritisnya juga ditunjukan saat adanya pembangunan IKN, Didi dengan secara tegas menentangnya. Tak hanya soal anggaran tapi ia mempertanyakan perlu tidaknya pemindahan ibukota.
" Anggaran terkuras. Pemindahan ibukota bila gagal bisa bahaya. Saya juga menolak UU Cipta kerja, merugikan kaum pekerja," tutupnya.
Perjalanan Anggota DPR RI Didi Irawadi , Pasang Badan Untuk KPK Hingga Berjuang Demi Rakyat Kecil
Politisi Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin (foto : IST)