Politik Kemanusiaan di Kampung Proklamator: DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Bagikan Sembako - Telusur

Politik Kemanusiaan di Kampung Proklamator: DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Bagikan Sembako

DPC PDIP Kota Surabaya membagikan paket sembako kepada warga di kampung Sang Proklamator, Ir. Soekarno

telusur.co.id - Memperingati Hari Lahir Bung Karno yang jatuh pada 6 Juni, DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya menggelar aksi nyata yang sarat makna di kawasan Peneleh, tempat kelahiran Sang Proklamator. Ratusan paket sembako dibagikan kepada warga kurang mampu dalam rangkaian Bulan Bung Karno yang menjadi agenda tahunan partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

Namun, kegiatan kali ini bukan sekadar seremoni atau rutinitas tahunan. Di bawah sinar matahari yang menyinari gang-gang sempit Peneleh, kader PDI Perjuangan menyambangi rumah-rumah warga, membawa semangat gotong royong yang menjadi nafas perjuangan Bung Karno. 

“Kami tidak ingin hanya mengenang Bung Karno sebagai sejarah, tetapi menghidupkan semangatnya melalui kerja-kerja kerakyatan,” papar Ketua Panitia Bulan Bung Karno DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Hadrean Renanda. Minggu, (08/6/2025).

Kegiatan yang berlangsung tepat di sekitar rumah bersejarah Bung Karno itu menjadi pengingat bahwa perjuangan tidak berhenti pada tugu dan patung, tetapi pada tindakan yang nyata. Paket sembako yang diserahkan langsung kepada warga menjadi simbol keberpihakan partai kepada wong cilik, sesuai dengan prinsip marhaenisme.

“Bung Karno bilang, gotong royong adalah jantung Pancasila. Kami berusaha mewujudkannya hari ini,” jelas Hadrean saat memimpin langsung penyerahan bantuan ke warga.

PDI Perjuangan Surabaya, sebut Hadrean, menjadikan aksi ini sebagai refleksi terhadap nilai-nilai Trisakti, berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik, dan berkepribadian dalam budaya. Pembagian sembako hanyalah satu bentuk dari misi besar menghidupkan kembali nilai-nilai Bung Karno dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Rumah tua Bung Karno yang berdiri kokoh di tengah gang sempit Peneleh menjadi saksi bahwa perjuangan belum usai. Dari rumah itulah ide-ide besar lahir. Dan dari titik yang sama, hari ini kader partai kembali menyalakan api semangat untuk rakyat.

“Bung Karno lahir di Peneleh, dan hari ini, di titik yang sama, semangatnya hidup dalam wujud sembako bagi yang membutuhkan,” urainya.

Ini bukan hanya soal bantuan, melainkan upaya konsisten membangun politik kemanusiaan. Di tengah berbagai tantangan sosial, PDIP Surabaya membuktikan bahwa politik bisa menjadi jembatan harapan, bukan sekadar alat kekuasaan.

"Kegiatan ini juga menegaskan bahwa politik sejati adalah alat pengabdian, bukan sekadar alat kekuasaan," beber Hadrean. 

Pelaksana Tugas Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Yordan M. Batara Goa menyampaikan pesan kuat dalam kesempatan itu. 

“Kami hadir bukan untuk kampanye, tapi untuk melayani. Ini adalah politik yang berpihak pada rakyat seperti diajarkan Bung Karno,” katanya. Ia pun menambahkan, “Peringatan sejati bukanlah selebrasi, tapi pengabdian.”

Warga pun menyambut hangat kegiatan ini. Ketua RW 13 Kelurahan Peneleh, Saiful Hari yang hadir mendampingi kegiatan menyampaikan apresiasi dan harapannya. 

“Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh penggawa PDI Perjuangan yang selalu memperhatikan wilayah kami. Baik itu dalam bentuk bansos, pendidikan, maupun pembangunan. Kalau warga mau curhat ke pejabat PDIP, pasti direspons,” ungkapnya.

Sebagai tokoh masyarakat di tempat kelahiran Bung Karno, Saiful menilai pentingnya mempertahankan kegiatan semacam ini. 

“Kami bersyukur dan berharap perhatian seperti ini bisa terus ditingkatkan setiap tahunnya. Pemerintah kota dan PDI Perjuangan tidak pernah melupakan hari-hari sakral ini, khususnya setiap bulan Juni atau Juli,” tutup Saiful. (ari)


Tinggalkan Komentar