telusur.co.id - Rusia mengatakan pada hari Kamis bahwa ancaman serangan militer terhadap Iran adalah "tidak dapat diterima dan ilegal" dan memperingatkan bahwa menyerang Republik Islam tersebut dapat mengakibatkan hasil yang berpotensi bencana jika instalasi nuklir dibom, US News melaporkan.

Presiden AS Donald Trump mengancam Iran pada hari Minggu dengan pemboman dan tarif sekunder jika Teheran tidak mencapai kesepakatan dengan Washington mengenai program nuklirnya, dan Amerika Serikat telah mengerahkan pesawat tempur tambahan ke wilayah tersebut.

Ditanya tentang program nuklir Iran dan bahaya dalam situasi saat ini, kementerian luar negeri Rusia mengatakan bahwa Moskow berkomitmen untuk menemukan solusi bagi program nuklir Iran yang menghormati hak Teheran atas energi nuklir damai.

"Penggunaan kekuatan militer oleh lawan-lawan Iran dalam konteks penyelesaian ini adalah ilegal dan tidak dapat diterima," kata Maria Zakharova, juru bicara kementerian, kepada wartawan.

"Ancaman dari luar untuk mengebom fasilitas infrastruktur nuklir Iran pasti akan menyebabkan bencana global yang tidak dapat diubah lagi. Ancaman ini tidak dapat diterima."

Rusia dan Iran menandatangani "perjanjian kemitraan strategis komprehensif" pada bulan Januari, meskipun tidak ada klausul pertahanan bersama. Berdasarkan perjanjian tersebut, jika satu pihak diserang, pihak lain tidak akan membantu pihak penyerang.

Rusia mengutuk ancaman AS, kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov kepada majalah Life. Ryabkov mengatakan serangan terhadap Iran dapat memicu konflik terbuka yang lebih luas di Timur Tengah.

"Konsekuensi dari hal ini, terutama jika terjadi serangan terhadap infrastruktur nuklir, bisa menjadi bencana besar bagi seluruh kawasan," kata Ryabkov.[iis]