Telusur.co.id -Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Mochammad Afifuddin menanggapi soal operasi tangkap tangan (OTT) Politikus Golkar Bowo Sidik Pangarso. Diketahui, uang suap yang berhasil diamankan KPK sejumlah Rp 8,4 miliar disebut untuk melakukan serangan fajar di Pemilu 17 April 2019 mendatang.
“Kalau soal serangan fajar itu kan antisipasi kita sebagaimana pilkada. Kita mau menggelar operasi yang namanya patroli anti politik uang. Semangatnya itu mengeluarkan atau menimbulkan psikologi ketakutan orang yamg memberi dan menerima,” kata Afifuddin di PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (29/3/19).
Menurutnya, tertangkapnya Bowo yang sudah menyiapkan uang untuk serangan fajar menjadi lonceng bagi seluruh masyarakat untuk mengantisipasi politik uang.
“Kalau ditanya apakah kemudian yang dilakukan Bawaslu juga akan menyasar sesuatu yang sekarang dilakukan caleg seperti itu, pasti kalau itu terjadi di lapangan sebagaimana politik uang, kita tindak. Tapi yg bisa kita pastikan sekarang ini adalah antisipasi agar itu tidak dilakukan,” ucapnya.
Dia menjelaskan, pihaknya juga menginstruksikan ke semua jajaran untuk memaksimalkan pencegahan. Dan pada saat masa tenang, kata dia, pihaknya akan melakukan patroli anti politik uang sebagaimana yang oernah dilakukan di pilkada.
“Kita anggap itu sebagai salah satu praktik baik untuk menimbulkan ketakutan melakukan pelanggaran. Misalnya kasus politik uang juga sudah ada yang kita tangani,” terang Afifuddin.
Terkait Bowo, Afifuddin menjelaskan, saat ini pihaknya menyerahkan kepada KPK, karena kasusnya adalah kasus suap dan uang yang akan dipakai untuk serangan fajar belum dibagikan.
“Situasinya kan belum dibagi juga, dari sisi penegakan hukum yang lain ya sementara KPK saja yang sudah bisa. Kita kan basisnya temuan, tentu situasinya siapa memberi, siapa menerima, ada barangnya nah itu kan belum terdistribusikan. Tapi ini lonceng bagi kita semua mengantisipasi, masa’ ya ada amplop segitu banyak,” tandasnya.[Asp].