telusur.co.id - Menteri Pertahanan Iran Brigjen Mohammad Reza Ashtiani meremehkan keputusan Pentagon untuk mengirim jet tempur F-35 dan F-16 serta kapal perusak angkatan laut ke Timur Tengah, dan menekankan bahwa Teheran telah mencapai kekuatan militer pada peringkat yang tak dapat diusik bahkan oleh AS.
Kepada wartawan usai sidang kabinet, Ashtiani menegaskan Teheran punya agenda sendiri dan tak peduli soal rencana AS mengirim armada jet-jet tempur baru dan kapal perusak USS Thomas Hudner ke Teluk Persia.
“Iran telah mencapai tahap kekuatan sedemikian rupa sehingga tidak ada yang dapat mengancamnya,” tegas Ashtiani, dikutip Fars, Kamis (20/7/23).
Dia menyatakan negaranya memainkan peran regional dan global yang penting tanpa merasa terancam.
Senin lalu Kemhan AS Pentagon mengumumkan pihaknya berencana mengerahkan jet tempur tambahan dan aset angkatan laut ke wilayah Teluk Persia untuk meningkatkan kehadiran militer AS di kawasan tersebut dalam upaya untuk “melindungi kapal” dari “penyitaan Iran”.
Wakil juru bicara Pentagon Sabrina Singh menyebutkan sejumlah peristiwa mengkhawatirkan di Selat Hormuz, Teluk Persia, pada awal bulan ini, dan mengatakan bahwa pengerahan tersebut akan dilakukan sebagai upaya untuk melawan Iran.
“Menteri Pertahanan telah memerintahkan pengerahan kapal perusak USS Thomas Hudner, pesawat tempur F-35 dan pesawat tempur F-16 untuk membela kepentingan AS dan menjaga kebebasan navigasi di kawasan itu,” kata Singh kepada wartawan.
Iran telah berulang kali mengutuk AS karena memprovokasi perang dan meningkatkan ketegangan dengan penempatan militer regulernya di Timur Tengah.
Dalam beberapa bulan terakhir, angkatan laut Iran telah menyita beberapa kapal di lepas pantai selatan negara ini karena dianggap melanggar undang-undang keselamatan pelayaran, sementara AS mengklaim bahwa aksi pasukan Iran tersebut “ilegal” dan “membahayakan” keselamatan pelayaran.
Teheran menepis klaim tersebut dan menyebutnya tidak berdasar, sembari menekankan bahwa penyitaan kapal sebenarnya justru dimaksudkan untuk mengkonsolidasikan hukum maritim.
Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Angkatan Laut Laksamana Muda Alireza Tangsiri baru-baru ini menyatakan bahwa pasukannya sejauh ini telah menyita 35 kapal asing yang melanggar hukum maritim.
“Iran tidak merebut kapal tanpa alasan. Selama bertahun-tahun, Teluk Persia telah menjadi jalur aman, dan Selat Hormuz berada di bawah pengawasan kami,” tegasnya pada pertengahan Mei lalu. [Tp]