telusur.co.id - The Jokowi Center menyelenggarakan tes penyaringan (screening) Covid-19 menggunakan GeNose bagi ratusan santri di Pondok Pesantren Nurul Ibad, Jakarta, pada Sabtu (13/2/21).
Direktur Eksekutif The Jokowi Center Teuku Neta Firdaus mengatakan, tes ini memakai produk karya anak bangsa dari UGM, yaitu GeNose. Alat pendeteksi ini sudah teruji melacak kasus Covid-19 dengan akurasi diatas 90 persen.
"Selain tes rapid antigen, diberi pilihan tes Covid-19 dengan GeNose yang cara kerjanya cepat dan murah," kata Teuku Neta.
Teuku Neta menyatakan, tes ini di Ponpes ini akan dikawal oleh Kepala Divisi Kesehatan Masyarakat The Jokowi Center, Mohammad Isnaini, dan disaksikan oleh prakarsa GeNose-19, Eko Fajar Nurprasetyo.
"Kepada berbagai pihak dengan harapan melalui kegiatan screaning testing Genose ( bagian dari 3T) ini dapat mencegah meningkatnya kasus Covid di Jakarta sebagai zona merah kasus Covid-19," ujarnya.
Teuku Neta menjelaskan, Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan izin edar untuk GeNose C19 pada 24 Desember 2020 dengan nomor RI AKD 20401022882. Anehnya, sampai saat ini masyarakat seolah tetap “dipaksa” menggunakan test Covid-19 mahal. Seperti rapid test antibody, swab test antigen.
"Itu semua produk import sebagai pedoman screening resmi untuk masyarakat, akurasi dibawah 49 persen, tapi masyarakat harus membayar sangat mahal Rp 150.000 (antibody) dan antigen Rp 250 ribu, sementara GeNose-19 karya anak bangsa biayanya sangat murah akurasi diatas 90 persen, belum dijadikan pedoman screening resmi pemerintah," tuturnya.
Dia menyesalkan, hingga saat ini Kemenkes masih belum menjadikan GeNose-19 sebagai pedoman screening resmi pemerintah. Karenanya, The Jokowi Center mendesak Menkes menetapkan GeNose-19 sebagai test screaning resmi di Indonesia.
"Untuk diseluruh fasilitas kesehatan, rumah sakit, klinik dan praktek dokter,” tukasnya. [Fhr]