telusur.co.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pembunuhan tiga tentara Israel oleh personel keamanan Mesir sebagai “serangan teror” dan menuntut penyelidikan komprehensif bersama dengan Mesir.
“Israel telah mengirim pesan yang jelas kepada pemerintah Mesir, kami berharap penyelidikan bersama dilakukan secara menyeluruh dan terperinci,” kata Netanyahu kepada kabinet tentang insiden serangan yang terjadi pada hari Sabtu (3/6/23) tersebut dalam pernyataannya di televisi, Minggu (4/6/23).
“Kami akan memperbarui prosedur dan metode operasi serta langkah-langkah yang ditujukan untuk mengurangi operasi penyelundupan seminimal mungkin dan untuk memastikan bahwa serangan teroris yang tragis tidak terulang lagi,” imbuhnya, seperti dikutip Rai Al Youm, Senin (5/6/23).
Pada hari Minggu, Israel berkabung atas kematian tiga tentaranya di perbatasan dengan Mesir, sementara pihak berwenang di kedua belah pihak masih menyelidiki keadaan insiden langka dan dramatis tersebut.
Pada hari Sabtu, seorang petugas keamanan Mesir menembak tiga tentara Israel sebelum dia sendiri terbunuh. Otoritas Israel dan Mesir mengumumkan kerja sama mereka untuk kasus ini.
Militer Mesir menyatakan bahwa “elemen keamanan” mengejar penyelundup narkoba yang telah melintasi perbatasan antara kedua negara, yang menyebabkan “baku tembak” yang menjatuhkan beberapa korban tersebut.
Berbagai surat kabar Israel mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh otoritas Israel untuk memahami keadaan insiden tersebut.
Tentara Israel berusaha memverifikasi bagaimana personel keamanan Mesir berhasil menembus perbatasan, mengingat adanya penghalang yang membentang di sepanjang perbatasan, setinggi beberapa meter. [Tp]