"wahyu Cakraningrat Sabagai Mitologi Kepercayaan Jawa, Ratu Adil, dan Hasil Pemilu 2024" - Telusur

"wahyu Cakraningrat Sabagai Mitologi Kepercayaan Jawa, Ratu Adil, dan Hasil Pemilu 2024"

Ilustrasi. Foto: Ist

telusur.co.id -

Oleh. : Agus Widjajanto 

Dalam lakon atau kisah "Wahyu Cakraningrat" yang dipercaya mengisahkan tentang penitisan sebuah energi berupa Wahyu yang bernama Wahyu Cakraningrat untuk mendudukkan seseorang menjadi pancer ( tiang utama dari simbol kekuasaan di tanah Jawa ) merupakan suatu fenomena budaya Jawa yang merupakan salah satu Representasi pengetahuan orang Jawa yang bersumber dari mitologi yang diterima secara universal untuk menginterpretasikan dunianya yang penuh simbol baik secara Mikrocosmos ( jagad cilik / dunia kecil yaitu diri kita sebagai hamba dan Khalifah Tuhan ) maupun Makrocosmos ( jagad gede / alam semesta berupa galaksi seluruh alam raya sebagai bagian dari Sunatullah buatan dan ciptaan Tuhan Esa ) yang penuh tersirat makna pesan yang dalam untuk kemaslahatan umat , baik secara dunia nyata / Dhohiriyah maupun dunia Astral ( alam ghaib ) yang memang kental sekali dari budaya Jawa. 

Bahwa karena Wahyu Cakraningrat merupakan simbol bagaimana seorang pemimpin berlomba lomba untuk mencari dan mendapatkan atas kesakralan serta sipirit yang terkandung didalamnya untuk sebuah media kekuasaan .yang diyakini oleh para ahli kebatinan Jawa dan pemerhati budaya , Wahyu Cakraningrat tersebut akan turun pada medio tahun 2024 ini, sebagai bersamaan dengan tahun politik di Indonesia .

Cerita Wahyu Cakraningrat sendiri merupakan cerita kepemimpinan yang mampu menghandayani ( memverifikasi contoh ) rakyat, yang memegang teguh kejujuran , memberikan keteladanan , rasa aman serta nyaman , dan tentram kepada rakyat , sebagai pemegang amanah tanpa membedakan seseorang / rakyat nya apa latar belakang pendidikan nya, status sosialnya, agama nya, Ras, suku, dan budayanya , yang sangat menjaga keseimbangan alam yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan sebagai hukum alam ( Sunatullah ) .

Bung Karno ( Presiden pertama Soekarno ) sendiri menulis dalam buku nya yang berjudul dibawah bendera revolusi pada catatan tulisan tangan beliau pada halaman belakang pada buku jilid 1 Dibawah bendera revolusi , bahwa yang bisa membawa kepada bangsa kita menjadi mercusuar dunia, yang mencapai adil makmur gemah Ripah loh jinawi , adalah seseorang yang mempunyai jiwa spirit Wahyu Cokroningrat , artinya bung Karno juga meyakini , bahwa Wahyu Cokroningrat bukan hanya sebuah simbol atau mitologi Jawa , akan tetapi merupakan spirit bagi pemimpin bangsa ini . 

Begitu hebatnya Wahyu Cokroningrat hingga dalam cerita pewayangan yang kerap dimainkan oleh dalang dalang tersihir di tanah air, dalam cerita nya disebutkan Raden Samba putra dari Prabu Krisna , sangat menginginkan Wahyu Cakraningrat apapun jalanya harus didapatkan , demikian juga Raden Abimayu putra dari para Pandawa Lima, serta Raden Lesmana Mandra Kumara sangat mengindkan nya walau akan tetap berusaha dengan cara sportif , karena hal itu tidak bisa diminta dan tidak mungkin juga bisa ditolak bagi yang memang sudah jadi takdir nya mendapatkan nya. 

Bagi orang pada dunia modern saat ini , yang selalu berpikir empiris dan rasional , yang selalu mengesampingkan mata batiniah , yang hanya bersandar logika, menduga bahwa Wahyu Cakraningrat adalah sebuah benda tiga dimensi yang mempunyai volume, berat , ruang tertentu serta ada pada waktu tertentu.yang diyakini sebagai senjata pamungkas , tiada lawan tanding lagi untuk mengalahkan musuh musuh nya, yang bisa jatuh dan dimiliki oleh semua orang tokoh siapapun baik yang berwatak Protagonis maupun antagonis . 

Padahal sejatinya Wahyu Cakraningrat adalah sebuah " Ruh " dari Bathara Cakraningrat yang lebih tepat nya spirit kekuatan dengan deminsi ruh , berupa cahaya , Cakranigrat yang harus secara eksis dan mutlak sifat ya saat Wahyu tersebut turun ke dunia nyata pada jaman dan waktu yang telah digariskan yaitu adanya syarat mutlak , " Adanya kurungan Kencana " ( Jasad emas ) yang memang sudah ditakdirkan . Cakra adalah Roda berputar dengan gerigi berbentuk Cakra , sedang ningrat adalah kemuliaan , dimana Wahyu tersebut adalah suatu spirit berupa Ruh yang selalu bergerak dan berputar di alam semesta , mengelilingi dan membawa unsur unsur kemuliaan . 

Bathara Cakraningrat ratusan bahkan ribuan tahun selalu mencari kurungan Kencana yang punya sifat bersih lahir batin , cerdas, tahab godaan , tahan fitnah, yang mempunyai prinsip Sepi ing pamprih rame ing gawe ( bekerja tidak mengharapkan imbalan ) , berbudi luhur Budi Laksono , jujur dan sangat bisa dipercaya. Bathara Cakraningrat tidak bisa masuk melalui sembarang kurungan ( jasad ) pada semua orang atau prmpimpin, akan tetapi mutlak harus masuk dan menyatu pada kurungan Kencana , yang datang nya telah diramalkan oleh Prabu Jayabaya raja Kediri , yang disadur oleh Raden Ngabehi Ronggo Warsito pujangga penutup keraton solo kasunanan , dan peramal dari Perancis yakni Michel De Nistredame seorang sufi katolik Ortodok, keturunan yahudi , dimana akan datang masa nya pemimpin dari timur , 

Dalam kaitan hasil pemilihan presiden yang baru saja diumumkan secara real count okeh KPU, siapapun pemegang amanah Wahyu Cokroningrat apakah pelresiden terpilih kah, atau apakah ada tokoh lain yang mungkin tersembunyi , menunggu datang nya hukum alam ( Sunatullah ) kah, yang pasti rakyat butuh pemimpin yang bijaksana , adil , dan bisa melindungi seluruh rakyat nya, menuju masyarakat adil makmur , Toto tenteram Kerto Raharjo , Genah Ripah loh jinawi bangi bangsa ini . Mari kita tunggu kiprah nya . 

Penulis adalah pemerhati budaya , sosial politik dan praktisi hukum di jakarta .


Tinggalkan Komentar