telusur.co.id - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan mengutuk keras aksi Pemimpin Politik Denmark-Swedia bernama Rasmus Paludan yang membakar Al-quran di depan Kedutaan Besar Turki di Swedia. Pasalnya, aksi tersebut telah menodai prinsip kebebasan dalam dunia demokrasi sekarang ini.

Syarief Hasan menilai, prinsip kebebasan harusnya dipandang secara luas. "Kebebasan dalam demokrasi juga berarti memberikan ruang, penghormatan, dan penghargaan kepada para pemeluk agama dan kepercayaan yang ada. Aksi pembakaran Alquran tersebut adalah bentuk tidak adanya penghormatan dan penghargaan terhadap kebebasan memeluk agama.", Ungkap Syarief Hasan.

Syarief Hasan melanjutkan, Alquran adalah kitab suci umat Islam yang sangat diagungkan. "Alquran bukan hanya sekedar buku, tetapi juga bagian dari kesucian agama Islam. Alquran mengandung ajaran kebenaran yang harusnya dihormati dan dihargai oleh semua pihak, seperti halnya menghormati kitab suci agama yang lain.", Ungkap Syarief Hasan.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu juga mendorong Pemerintah untuk bersikap. "Indonesia adalah negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Saya mrnghargai Sikap tegas Pemerintah Indonesia yang mengutuk keras tindakan intoleran dan melukai ummat Islam yang dilakukan Kepala Partai Politik Sayap Denmark Starm Kurs, Rasmus Paludan.", Ungkap Syarief Hasan.

Ia mendesak Menteri Luar Negeri untuk memanggil Duta Besar Swedia. "Menteri Luar Negeri, Ibu Retno Marsudi harus segera memanggil Dubes Swedia dan melayangkan nota protes sebagai bentuk protes keras terhadap aksi tersebut. Sebab, seluruh rakyat Indonesia juga sangat kecewa dan marah atas aksi tersebut.", Ungkap Syarief Hasan.

Politisi senior Partai Demokrat ini menegaskan, Islam adalah agama yang memberi rahmat. "Kami harus menegaskan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam semesta. Islam melarang keras bentuk perlakuan merusak atau menodai keyakinan antar kepercayaan.", Tutup Syarief Hasan.