Akhirnya, Taliban izinkan Remaja Perempuan Afghanistan Kembali ke Sekolah - Telusur

Akhirnya, Taliban izinkan Remaja Perempuan Afghanistan Kembali ke Sekolah


telusur.co.id - Kelompok Taliban akan mengizinkan anak-anak perempuan di Afghanistan untuk kembali ke sekolah. Kabar baiknya, izin pembukaan sekolah untuk perempuan ini berlaku untuk sekolah jenjang kedua (secondary school).

Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Afghanistan, Saeed Khosty menyatakan, pembukaan sekolah, termasuk perguruan tinggi, untuk perempuan dilaksanakan sesegera mungkin. Tak hanya para siswa, guru perempuan pun akan kembali mengajar.

"Ini tidak hanya untuk murid, tetapi juga guru yang akan kembali beraktivitas," kata Saeed Khosty, disitat dari Al Jazeera, Rabu (3/11/21).

Sejak Taliban menguasai Afghanistan, anak-anak perempuan harus tinggal di rumah sampai lingkungan belajar yang dianggap aman terbangun. Hal itu memantik kekhawatiran Taliban bakal kembali seperti saat berkuasa pada 1990-an: perempuan dilarang mendapatkan pendidikan dan pekerjaan di ruang publik.

Sekretaris Umum PBB, Antonio Guterres, mengecam perlakuan Taliban terhadap anak-anak perempuan di Afghanistan. Dunia internasional juga menyebut Taliban menyalahi kewajibannya memenuhi HAM dan melanggar hukum kemanusiaan internasional.

Pada September 2021, Taliban sudah melakukan pembukaan sekolah untuk murid dan guru laki-laki. Langkah itu sama sekali tidak melibatkan perempuan.

Menukil BBC, Juru bicara Taliban, Zahibullah Mujahid, menyebutkan, sekolah hanya dibuka untuk tingkat kedua dengan rentang usia murid 13-18 tahun. Saat itu, sistem sekolah diterapkan secara segregasi.

Saat pembukaan sekolah untuk murid laki-laki, Taliban sesumbar, pemerintahan mereka takkan memberlakukan lagi aturan-aturan fundamentalis seperti yang pernah diberlakukan sebelumnya, termasuk melarang anak perempuan ke sekolah.

Taliban pun berkilah, tengah menyiapkan sarana transportasi yang aman sebelum membuka kembali sekolah untuk anak perempuan. Sayangnya, ketika Taliban meminta sekolah untuk tidak ditutup, situasi keamanan di Afghanistan masih membuat perempuan kesulitan melakukan berbagai aktivitas.[Fhr]


Tinggalkan Komentar