telusur.co.id - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menentang keras rencana Israel yang akan menambah 1.300 permukiman Yahudi di Tepi Barat, Palestina. Karena, dapat merusak prospek perdamaian dua negara.
Menurut Juru bicara Kementrian Luar Negri AS, Ned Price, perluasan permukiman ini sama sekali tidak konsisten dengan upaya meredakan ketegangan dan memastikan ketenangan. Hal ini juga merusak prospek solusi dua negara.
"Kami sangat prihatin dengan rencana pemerintah Israel untuk membangun ribuan permukiman besok, Rabu, banyak di antaranya di Tepi Barat," ucap Price, dilansir dari Reuters, Rabu (27/10/21).
Kedutaan Besar Israel di Washington dinilai tidak merespon permintaan AS, justru malah meningkatkan pandanganya tentang masalah ini dengan pejabat senior Israel.
Israel menguasai daerah Tepi Barat dalam perang tahun 1967. Sejak itu, mereka membangun permukiman eksklusif bagi warga Israel.
Israel telah menerbitkan tender pada Minggu lalu untuk pembangunan 1.300 permukiman baru di Tepi Barat. Pihak berwenang juga akan membahas pengajuan 3.000 rumah lainnya.
Aktivitas permukiman dianggap sebagai sumber perselisihan antara Israel dan Washington. Sebagian negara mengaggap permukiman tersebut illegal.
Sejak menjabat pada Januari lalu, Presiden Joe Biden dan pembantu utamanya enggan mengkritik Israel di depan umum. Mereka hanya mengeluarkan peringatan yang merugikan dua negara.
Biden juga telah menolak keras beberapa seruan progresif AS untuk mengkondisikan bantuan AS ke Israel.
Laporan: Nurhamidah Febriani



