telusur.co.id - Calon perdana menteri Israel yang digadang-gadang akan menggantikan Benjamin Netanyahu, Naftali Bennett, mengaku tidak akan membekukan proyek pembangunan permukiman Zionis Yahudi di Tepi Barat, dan akan menginstruksikan operasi militer terhadap Gaza ataupun Libanon jika dirasa perlu.
“Kami akan mengobarkan perang jika kebutuhan menuntutnya, dan pada akhirnya biarlah ada koalisi jika memang ada, jika tidak ada maka kita akan melakukan pemilihan, segala sesuatu ada pada jalurnya,” kata Bennett kepada saluran 12 milik Israel, seperti dikutip kantor berita Palestina, Maan, Jumat (4/6/21).
Bennett yang merupakan seorang miliarder itu menduga pemerintahannya akan mendapat tekanan dari Ameika Serikat (AS) terkait dengan proyek permukiman di Tepi Barat, tapi dia memastikan tidak akan menghentikannya.
“Konflik kebangsaan antara Israel dan Palestina bukan berkenaan dengan tanah. Palestina tidak mengakui eksistensi kami di sini, dan ini tampaknya akan terus mengiringi kita untuk jangka panjang. Keyakinan saya dalam hal ini ialah bahwa konflik harus diatasi. Di manapun kita dapat membuka jalan lebih banyak, memberi kesejahteraan hidup lebih banyak, pekerjaan lebih banyak, industri lebih banyak, di situ akan kita lakukan,” paparnya.
Mengenai kemungkinan dia bermasalah dengan AS ihwal proyek nuklir Iran Bennett mengatakan, kompasnya pertama adalah keamanan Israel.
"Keamanan Israel adalah hal terpenting dari apa yang akan mereka katakan kepada kita di dunia. Meski demikian, kemitraan dengan AS, termasuk dengan Presiden Joe Biden, adalah hal yang strategis dan mendasar,” ujarnya. [Tp]
Calon PM Baru Israel: Gaza dan Libanon akan Diserang Jika Perlu
Naftali Bennett. (Ist).



