Corona Terbanyak Sedunia, Trump Bangga dan Anggap Tanda Kehormatan - Telusur

Corona Terbanyak Sedunia, Trump Bangga dan Anggap Tanda Kehormatan

Donald Trump

telusur.co.id - Setiap negara berusahan keras untuk menekan angka korban terinfeksi atau meninggal dunia karena virus corona. Tapi, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump justru bangga jika Amerika Serikat menduduki nomor satu sebagai negara yang menyumbangkan warganya menjadi korban corona.

Bahkan, seperti dilansir BBC News, Trump mengatakan banyaknya jumlah korban sebagai 'tanda kehormatan'.

"Saya melihat itu sebagai, dalam hal tertentu, sebagai hal yang baik karena itu berarti pengujian kami jauh lebih baik," katanya di Gedung Putih.

Diketahui, saat ini AS memiliki 1,5 juta kasus virus korona dan hampir 92.000 kematian, menurut Johns Hopkins University. Di tempat kedua adalah Rusia, dengan hampir 300.000 kasus dikonfirmasi. Dan Brazil di urutan ketiga.

Trump mengatakan pernyataan hal itu disela pertemuan kabinet pertamanya sejak pecahnya AS. Wartawan menanyakan mengenai posisi Amerika sebagai jumlah korban terbanyak di dunia. Trump menjawab.

"Ngomong-ngomong, Anda tahu kapan Anda mengatakan bahwa kami memimpin dalam kasus-kasus, itu karena kami memiliki lebih banyak pengujian daripada orang lain," katanya kepada wartawan.

"Jadi, ketika kita memiliki banyak kasus," lanjutnya, "Saya tidak melihat itu sebagai hal yang buruk, saya melihat itu sebagai, dalam hal tertentu, sebagai hal yang baik karena itu berarti pengujian kami jauh lebih baik."

Dia menambahkan: "Jadi saya melihatnya sebagai lencana kehormatan. Sungguh, itu lencana kehormatan."

"Ini merupakan penghargaan besar untuk pengujian dan semua pekerjaan yang telah dilakukan banyak profesional."

Menurut Centers for Disease Control, sebuah agen federal, AS telah melakukan 12,6 juta tes coronavirus pada hari Selasa.

Selama seminggu terakhir, AS telah melakukan antara 300.000 dan 400.000 tes setiap hari, menurut Covid Tracking Project, upaya yang dipimpin oleh sukarelawan.

Tetapi Harvard Global Health Institute berpendapat bahwa AS perlu melakukan minimal setengah juta tes per hari untuk membuka kembali perekonomian dan tetap terbuka.

AS juga telah melaporkan kematian paling banyak karena virus korona di dunia, tetapi berdasarkan per kapita, ia menempati urutan kedelapan di belakang orang-orang seperti Belgia, Kanada, dan Inggris, menurut Johns Hopkins University. [ham]


Tinggalkan Komentar