telusur.co.id ─ Warga Belanda melakukan aksi protes soal kebijakan pemerintah terkait pelarangan masuk ke ruang publik bagi mereka yang belum melakukan vaksinasi dan lockdown parsial untuk menekan lonjakan kasus Covid-19.
Kericuhan yang mengakibatkan bentrok antara massa dengan polisi pun tidak bisa dihindari.
Petugas menyerang kelompok demonstran di Den Haag dan menyemprotkan gas air mata guna memadamkan tumpukan sepeda yang dibakar oleh para demonstran.
Menurut kepolisian Den Haag, imbas dari insiden itu terdapat lima anggota dilaporkan mengalami luka-luka. Satu orang dibawa ke rumah sakit lantaran gegar otak, dua lainnya mengalami gangguan pendengaran akibat letusan kembang api.
Dilansir dari AFP, seorang saksi mata mengatakan, unjuk rasa dilakukan dalam rangka menentang aturan akses ke ruang publik dan lockdown.
"Orang-orang di sini memprotes 2G dan penguncian wilayah. Mereka marah karena itu," ujar pemilik toko piza di Den Haag, Ferdi Yilmaz.
Belanda, akhir pekan lalu, kembali menerapkan kebijakan lockdown selama tiga minggu ke depan. Hal ini sebagai upaya memperlambat peningkatan penularan Covid-19. Namun, kasus penularan harian tetap pada level tertinggi sejak awal pandemi.
Pemerintah Belanda sekarang berencana untuk melarang orang yang tidak divaksin memasuki beberapa tempat, yang disebut opsi 2G.
Pada Januari, para perusuh juga menyerang polisi dan membakar jalan-jalan di Rotterdam setelah jam malam diberlakukan.
Menteri Kehakiman Ferd Grapperhaus mengutuk peristiwa itu. "Kerusuhan ekstrem terhadap petugas polisi, polisi anti huru hara dan petugas pemadam kebakaran tadi malam di Rotterdam menjijikkan untuk dilihat."
“Memprotes adalah hak besar dalam masyarakat kita, tetapi apa yang kita lihat tadi malam hanyalah perilaku kriminal. Tidak ada hubungannya dengan demonstrasi,” tambahnya.
Laporan: Nadhifa Putri Nauramiyanti



