telusur.co.id - Ribuan simpatisan sayap kanan diperkirakan akan berbaris dalam pertemuan tahunan di Hari Kemerdekaan 11 November di kota Warsawa. Hal itu dilakukan setelah penguasa nasionalis Polandia membantu menentang larangan pengadilan Warsawa atas acara tersebut.
Para kritikus mengatakan, dalam membantu pawai 11 November, ada sebuah peristiwa yang ditandai dengan kekerasan.
Partai Hukum dan Keadilan Polandia (PiS) memberikan dukungan terbuka kepada sayap kanan, ketika Polandia menghadapi tekanan migrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang perbatasan timur.
Masalah ini juga menjadi titik gesekan antara oposisi liberal di satu sisi dan pemerintahan PiS, serta penyelenggara sayap kanan di sisi lain. Karena para kritikus menuduh PiS mengobarkan sentimen anti-migran dan homofobia.
"PiS telah... bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi selama pawai, setiap kekacauan, setiap pembakaran," kata kelompok oposisi kiri lewat akun twitternya.
Seorang juru bicara PiS menolak berkomentar apakah partainya mendukung pawai. Mereka justru mengarahkan pertanyaan ke agen veteran yang membuat pengumuman resmi.
Penyelenggara bersumpah pawai akan diadakan untuk menghormati petugas berseragam yang bertindak sebagai "pelindung perbatasan", dan akan menyoroti pentingnya melindungi kedaulatan Polandia dari penyusup.
Otoritas kota Warsawa menentang pendaftaran pawai di pengadilan dan memenangkan kasus tingkat pertama dan banding. Wali kota Warsawa menegaskan bahwa pawai yang terus berlanjut akan melanggar hukum.
Perwakilan dari kelompok sayap kanan Eropa lainnya, termasuk Partai Hungaria Our Homeland Party (Mi Hazank), diperkirakan akan ambil bagian dalam pawai tersebut.
Pawai itu dilakukan saat Polandia berada di tengah gelombang keempat pandemi Covid-19.
Laporan: Muhammad Syahrul Ramadhan



