telusur.co.id - Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh menyatakan bahwa perlawanan Gaza bersandi “Pedang Quds” terhadap keangkuhan kaum Zionis Israel merupakan satu titik balik dan transformasi besar dalam sejarah konfrontasi Palestina melawan kaum agresor Zionis Israel. Dia juga berterima kasih kepada Iran atas bantuan dana, senjata dan teknologi negara ini kepada para pejuang Palestina.
“Peperangan kami setelah Pedang Quds tak akan seperti peperangan kami sebelum Pedang Quds melawan musuh, Zionis. Kekuatan kubu resistensi menghebat, dan sekarang mengerti jalan untuk menghadapi entitas pendudukan di tanah Palestina,” ungkap Haniyeh dalam sebuah pernyataannya menyusul penerapan gencatan senjata Gaza- Israel, Jumat (21/5/21), Seperti dikutip Alalam.
“Gaza adalah pedang tajam untuk kepala kaum Zionis, pedang yang membela Al-Aqsa dalam Perang Quds nan monumental… Suatu hari kami pernah mengatakan kepada musuh ‘jangan bermain api, dan enyahkan tanganmu dari Al-Aqsa’, dan kamipun berkata demikian dengan penuh kesadaran,” imbuhnya.
Dia juga menegaskan, Gaza telah bangkit membela Quds, kubu perlawanan pantang mundur, dan bahkan akan terus menempuh jalannya menuju Quds al-Syarif. Dia menegaskan, pihaknya sekarang berdiri tegak penuh rasa bangga bersama perlawanan Palestina dan keberhasilannya dalam Perang Pedang Quds melawan musuh, Zionis.
"Para pejuang Palestina berdiri di satu barisan di depan entitas Zionis dan telah menghantam kedalamannya dengan pukulan telak. Bagaimana mungkin kemenangan tak tercapai sementara mereka bangkit demi membela Al-Aqsa yang diberkati dan kesucian Islam?” ungkapnya.
Dia kemudian menyatakan tekad Hamas untuk merekonstuksi Gaza yang telah diporak-porandakan oleh Israel.
“Hari ini saya menyerukan kepada umat Islam dan umat Arab untuk bersatu dan mengembalikan lagi keseimbangan dan kebangkitan di depan entitas Zionis,” lanjutnya.
Di bagian akhir dia menyampaikan apresiasinya kepada Iran.
“Adalah suatu keharusan bagi saya untuk berterima kasih kepada pihak yang telah memberikan dana dan senjata kepada para pejuang resistensi nan gagah berani, yaitu Republik Islam Iran, yang tak kikir kepada kubu resistensi dengan memberi dana, senjata dan teknologi,” ujarnya.



