telusur.co.id - Tiga ledakan bom bunuh diri yang menghantam Kampala, ibu kota Uganda, Selasa kemarin, menewaskan enam orang termasuk pelaku dan petugas kepolisian. Sementara puluan lainnya mengalami luka-luka. Tiga penyerang dengan sepeda motor, meledakkan diri di dekat gedung Parlemen dan Markas Polisi Pusat.
Menurut laporan Asisten Inspektur Jenderal polisi Uganda Edward Ochom, ledakan yang terjadi di dekat markas polisi mengakibatkan hancurnya jendela-jendela. Sedangkan di dekat gedung parlemen, mobil-mobil di dekatnya ikut terbakar.
Dilansir dari AFP, ledakan bom tersebut memicu kepanikan di masyarakat. Mereka berusaha untuk menjauh. Parlemen juga membatalkan agenda rapat, dan meminta anggota untuk menghindari wilayah kejadian. Beberapa saksi mata mengatakan ledakan itu sangat besar dan membuat tanah bergetar.
Tak lama dari insiden itu, ISIS mengatakan mereka berada di balik serangan itu dan mengklaim yang bertanggung jawab terhadap tiga bom diri di Uganda. Intelijen Uganda menuding Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) terindifikasi sebagai pelaku bom bunuh diri.
"Intelijen kami, menunjukkan ini adalah kelompok domestik yang berkaitan dengan ADF,” kata Enanga kepada Reuters.
ADF merupakan kelompok yang berafiliasi dengan ISIS, didirikan oleh Muslim Uganda, kini mereka berbasis di Kongo. Polisi anti-terorisme kemudian menangkap calon pelaku bom bunuh diri lainnya. Mereka juga menemukan sebuah alat di rumahnya.
Laporan: Alifia Adra



